OPINI

Akselerasi Komunikasi Digital di Masa Pandemi Covid-19

MANUSIA adalah mahkluk sosial yang menggunakan komunikasi sebagai media untuk melakukan proses interaksi dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi bisa dikatakan, komunikasi timbul sebagai akibat dari adanya hubungan sosial.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akselerasi berarti proses mempercepat; peningkatan kecepatan atau percepatan; laju perubahan kecepatan. Sedangkan komunikasi diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak.

Komunikasi berpengaruh terhadap seluruh aspek kehidupan sehari-hari manusia. Mulai bangun di pagi hari hingga beranjak tidur malam hari. Mengutip pandangan ahli Harold D. Lasswell dalam karyanya, The Structure and Fuction of Communication in Society (Efendy, 1994:10), mengatakan cara terbaik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut: “Who Says What in Which Channel To Whom With What Effect” atau “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya”.

Berdasarkan teori komunikasi Harold D. Lasswell tersebut, dapat disimpulkan komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan (penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung dengan maksud memberikan dampak pada komunikan sesuai yang diinginkan komunikator.

Teknologi telah memberikan banyak kemudahan dalam proses komunikasi. Di era globalisasi, proses komunikasi mengalami perubahan. Semula, komunikasi dilakukan dengan bertatap muka, namun kini bisa dilakukan menggunakan media atau saluran-saluran (platform) tertentu.

Penggunaan teknologi internet memberikan cara baru berkomunikasi yang lebih efektif, efisien, juga tidak terbatas jarak dan waktu. Semua orang perlu melakukan komunikasi.

Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital yang diciptakan, komunikasi dapat dilakukan dengan cepat, mudah dan canggih dibanding komunikasi konvensional (face to face). Komunikasi menggunakan teknologi ini disebut komunikasi digital.

Keunggulan yang dimiliki dalam komunikasi digital yaitu lebih menghemat waktu dan biaya ketimbang komunikasi konvensional dengan bertatap muka. Komunikasi digital telah mengubah pola komunikasi masyarakat melalui media online/daring (dalam jaringan) yang melibatkan interaksi dua arah secara langsung.

Melek digital (digital literacy) saat ini menjadi sebuah keharusan dalam menghadapi perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 dan era disrupsi yang akan datang.

Pandemi Covid-19 Mengubah Pola Berinteraksi

Sejak ditetapkannya virus corona atau Covid-19 menjadi pandemi global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) pada tanggal 11 Maret 2020, masing- masing negara di dunia menyiapkan berbagai langkah antisipatif dalam menghadapi penyebaran dan infeksi virus corona yang terjadi begitu cepat.

Virus yang tak hanya mengancam kesehatan manusia, namun juga menimbulkan dampak pada cara berhubungan manusia satu dengan lainnya. Pandemi Covid-19 memaksa kita semua membatasi jarak untuk menghindari penyebaran virus Covid-19.

Pada tanggal 31 Maret 2020, pemerintah Indonesia sendiri secara resmi menyatakan pandemi Covid-19 sebagai bencana non alam berupa wabah penyakit, dan mengeluarkan aturan khusus untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Diantaranya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 dan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Situasi darurat ini berdampak luas terhadap pergerakan orang dari tempat satu ke tempat yang lain.

Kegiatan yang melibatkan banyak orang juga semakin dibatasi, seperti pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum maupun ditiadakannya kegiatan belajar mengajar di sekolah dan pembatasan bekerja di kantor.

Kejadian luar biasa seperti ini mengharuskan sebagian besar masyarakat bekerja dari rumah (Work From Home), belajar dari rumah dan beribadah dari rumah. Pandemi mempengaruhi perilaku berinteraksi manusia, termasuk dalam proses berkomunikasi, baik secara individu maupun kolektif.

Jika dalam keadaan normal komunikasi mudah dilakukan dengan bertatap muka, tetapi tidak dalam kondisi pandemi seperti sekarang. Meski demikian, kita dapat memanfaatkan berbagai media komunikasi digital yang telah ada sebelumnya, namun belum marak digunakan. Dalam konteks inilah akselerasi komunikasi digital terjadi.

Penggunaan platform komunikasi digital melalui jaringan internet seperti Zoom, Microsoft Teams, CloudX, WhatsApp, Skype, Google Classroom serta Jitsi Meet merupakan langkah konkret dalam menyikapi perubahan pola berinteraksi di saat pendemi. Aplikasi-aplikasi tersebut kini menjadi populer digunakan masyarakat.

Teknologi komunikasi digital menawarkan tempat berinteraksi baru meskipun kehadirannya tidak dirasakan secara fisik. Dari lingkup pemerintahan, perusahaan, organisasi hingga perorangan, kini menggunakan media komunikasi digital dalam bekerja, bersosialisasi termasuk menggelar sebuah acara.

Rapat atau pertemuan yang biasanya dijadwalkan jauh-jauh hari, kini bisa dilaksanakan dalam tempo singkat dengan digelar secara online melalui konferensi video (video conference).

Tidak hanya melibatkan mereka yang berada di lokasi tertentu, tetapi juga lokasi lain, bahkan hingga ke luar negeri. Penggunaan internet dan layanan komunikasi berbasis digital pun meningkat drastis. Kondisi pandemi Covid-19 telah mengakselerasi penggunaan komunikasi digital.

Kita belum tahu kapan pandemi ini akan berakhir dan kehidupan akan normal kembali. Namun dengan adanya pandemi Covid-19, komunikasi digital berkembang semakin cepat. Ruang komunikasi digital semakin terbuka di era normal baru. Salam hangat dan jabat erat!

Penulis Adalah Fungsional Pranata Humas Ahli Muda pada Biro Protokol dan Komunikasi Publik Setda Provinsi Kalteng

Related Articles

Back to top button