Berita

Belajar Tatap Muka, Mungkinkah?

SEJAK bulan maret 2020 yang lalu, kita dipaksanakan untuk melakukan aktifitas belajar tatap muka di rumah. Dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Hal ini wajar, karena pemerintah mengupayakan agar masyarakatnya sehat dan terhindar dari kematian akibat wabah covid 19, yang lagi melanda belahan dunia, termasuk Indonesia. Namun demikian, dengan segala kekurangan dan banyaknya perdebatan tentang proses KBM yang dilakukan di masa covid, belajar tetap harus dilakukan, dengan media daring.

Banyak pengalaman yang dirasakan guru, siswa dan juga orang tua siswa, selama belajar dimasa daring ini. Semuanya jadi melek teknologi, orang tua lebih perhatian terhadap aktifitas belajar anaknya, dan lebih penting lagi orang tua sadar bahwa tugas menjadi guru seperti yang dilakukan guru di sekolah berat, sulit dan penuh liku. Kalau guru di sekolah akan bertemu dengan siswa minimal 28 orang atau lebih. Yang punya karakter beragam, serba lengkap (ada yang super aktif, kreatif, usil, ribut, pendiam, suka meniru dan acuh terhadap aktifitas dikelas). Sedangkan orang tua hanya berhadapan dengan satu atau dua orang anak kandungnya di rumah.


Tentu merasakan bagaimana sulitnya mengajar anak ketika mereka merasa bosan, susah faham materi, tidak focus dan malas untuk belajar. Kalau tidak sabar tentu, membuat guru disekolah dan orang tua dirumah akan menjadi stress, dan tidak mustahil penyakit darah tinggi, menyerang tubuh.


Untuk pembelajaran semester genap tahun 2020/2021, ada kabar baik. Pembelajaran daring akan berakhir, artinya peluang belajar tatap muka sudah diperbolehkan. Aktifitas belajar akan diserahkan pemerintah daerah (kanwil diknas dan kemenag) untuk menentukan pemberian ijin pembelajaran tatap muka disekolah-sekolah dibawah kewenangannya.


Hal ini disampaikan Nadim Anwar Makariem, pada Jumat 20 November 2020. Melalui SKB (Mendikbud, Menag, Menkes dan Mendagri) tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran pada semester genap tahun akademik 2020/2021. Belajar tatap muka, sejatinya akan dimulai pada bulan januari 2021 akan datang.


Melalui SKB tersebut, tentu jadi berita gembira bagi guru dan siswa. Kerinduan terhadap proses belajar bersama akan segera terobati. Namun Pemberian ijin belajar tatap muka ini, sifatnya bukan kewajiban hanya diperbolehkan. Bagi sekolah yang sudah siap dengan memastikan adanya persetujuan dari kanwil diknas atau kanwil kemenag, kepala sekolah/madrasah dan komite sekolah.


Pembelajaran tatap muka hanya langkah awal atau transisi pembelajaran. Mengingat tidak semua sekolah diijinkan untuk melakukan belajar tatap muka. Tatap muka hanya bagi sekolah yang penuhi daftar periksa (ceklis).

Sebagaimana dujelaskan mas Nadiem, di antara daftar periksa tersebut adalah tersedianya sarana sanitasi dan kebersihan, mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan, kesiapan menerapkan masker, memiliki alat pengukur suhu badan–thermogun, memiliki pemetaan komordinitas guru dan murid, persetujuan komite sekolah atau perwakilan orang tua wali siswa. Dengan penerapkan protocol kesehatan yang ketat.

Selain itu sekolah tidak diizinkan untuk melakukan kegiatan berkerumun, misalnya (kantin tidak boleh buka, kegiatan olah raga dan ekstrakurikuler, tidak ada). Yang boleh ada hanya kegiatan belajar mengajar, Muaranya adalah memastikan anak tetap belajar dengan sehat dan selamat.

Prinsipnya kebijakan pendidikan dimasa pandemic covid-19 tidak berubah. Kesehatan dan keselamatan bersama (siswa, tenaga tenaga pendidik dan kependidikan, keluarga dan masyarakat) merupakan prioritas utama.
Walaupun demikian, tetap kita apresiasi semangat dari kemendikbud RI ini, untuk mengijinkan sekolah tatap muka dengan rasa syukur dan gembira.

Niat atau peluang untuk belajar tatap muka, sudah terbuka. Saatnya kita giat menerapkan protokol kesehatan agar sekolah bukan menjadi cluster baru penyebaran Covid-19 ini. Sehingga sekolah benar-benar siap untuk melakukan belajar tatap muka. Bila tidak, maka mari kita nikmati lagi proses belajar daring, dengan tetap rasa syukur dan gembira, semangat tetap untuk belajar.


Kita ambil hikmahnya, dengan harapan indah pada waktunya. Lebih dalam lagi, kondisi Covid -19 ini jangan membuat kita patah semangat menuntut ilmu. Kita diam tidak merubah keadaan, kita bergerak tentu akan membuat sebuah perubahan. Perubahan yang produktif, yang menyehatkan juga mencerdaskan kita. Mari berdamai dengan Corona.

Beradaftasi, dengan menerapkan protokol kesehatan, memperbaiki pola hidup yang lebih bersih dan mensehatkan. Semoga usaha kita, yang ingin belajar secara langsung dengan tatap muka, ataupun daring termasuk golongan yang disebutkan dalam sebuah hadist ‘’ siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga’’(HR.Muslim,). Aamiin.(*)

Penulis adalah Tenaga Pendidik pada MIN 3 Kota Palangka Raya

Related Articles

Back to top button