PALANGKA RAYA-KALTENG.CO, Tahun lalu, Pasar Besar Kota Palangka Raya menjadi salah satu klaster persebaran Covid-19. Bahkan pasar sempat ditutup beberapa hari untuk disterilkan.
Tampaknya, warga pasar sudah belajar dari kasus itu. Pasalnya hingga saat ini, belum ada klaster serupa yang terjadi di pusat perbelanjaan warga Kota Cantik ini.
“Untuk klaster Pasar Besar belum ada tahun ini. Tapi ada memang pedagang yang kena, satu orang. Tapi saya belum tahu kenanya di mana. Apakah di pasar, atau di rumahnya sendiri,” jelas Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Palangka Raya, Emi Abriyani kepada Kalteng Pos, Kamis (5/3).
Srikandi pemerintah kota ini menjelaskan, penerapan protokol kesehatan oleh warga pasar sudah cukup bagus. Rata-rata pedagang memakai masker, begitu juga pengunjung pasar. Emi mengestimasi persentase pemakaian masker di Pasar Besar dari 75-85 persen.Namun Kepala BPBD Kota Palangka Raya ini mengeluhkan ketertiban pemakaian masker pedagang di Pasar Subuh.
“Di pasar memang kami lihat sudah bagus. Mereka rata-rata sudah memakai masker. Sekitar 75-85 persen mereka (warga pasar, red) memakai masker. Hanya saja pedagang yang di pasar subuh. Itu yang kami lihat jarang pakai masker,” terangnya.
Dia menerangkan, Pasar Besar juga memiliki satgas khusus yang mengingatkan warga agar taat prokes. Diharapkannya, kesadaran warga menerapkan prokes lebih baik lagi. “Ada satgas yang selalu berkeliling untuk mengingatkan pedagang atau pengunjung memakai masker,” katanya.
Terpisah, Kapospol Pasar Besar Aipda Edy Supriyanto menyampaikan, setiap hari pihaknya bersama warga pasar di setiap blok selalu keliling pasar menyampaikan imbauan prokes. Ia menilai itu sangat positif dalam mengampanyekan prokes kepada pengunjung pasar.(ahm/ram/uni)