PALANGKA RAYA, kalteng.co – Ekonomi saat ini sedang susah, maka dari itu penting sekali mencari produk investasi yang minim risiko. Bagi Anda yang mau main aman, maka bisa mencoba salah satu investasi di pasar modal ini.
Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Kalimantan Tengah (Kalteng) Stephanus Cahyanto Adiraja mangatakan, pada umumnya pasar modal memiliki tiga jenis yang diperdagangkan, yaitu obligasi, reksadana dan saham.
“Jika dilihat yang paling kecil risikonya, ya obligasi ritel (ORI, red). Jika memilih jenis ini, dana akan diinvestasikan pada instrumen berupa utang seperti obligasi dan surat utang,” kata Stephanus Cahyanto Adiraja.
Berita Terkait……Investasi Bodong Berkedok Arisan, Korban Ditipu hingga Ratusan Juta Rupiah
Ia menjelaskan, obligasi adalah surat utang jangka menengah panjang yang dapat dipindahtangankan. Instrumen ini berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga kepada pembeli obligasi sesuai jangka waktu yang telah ditentukan.
“Kebetulan bulan ini pemerintah sedang mengeluarkan produk baru yaitu seri ORI020, itu bisa dibeli oleh masyarakat Indonesia. Dengan nilai minimal Rp1 juta dan belaku kelipatannya. Untuk kupon atau bunganya dibagi setiap bulan, jangka waktu selama 3 tahun,” terangnya.
“Jika dibilang risiko paling minim ya ini, karena produknya dikelola pemerintah dan pemerintah ada kewajiban untuk membayarkan bunga atau kupon, atau mengembalikan jika jatuh waktu tempo, karena sudah ada di dalam UU,” tegasnya.
Stephanus Cahyanto Adiraja mengatakan, semua produk investasi pasti memiliki risiko walaupun ada yang minim. “Jadi tinggal bagaimana kita menyiasatinya dan harus diingat investasi berbanding lurus dengan risiko, semakin tinggi keuntungannya semakin tinggi pula risikonya,” tuturnya.
Ia menambahkan, selama pandemi Covid-19 peningkatan investor cukup tinggi di Kalteng. Jumlah investor saham di Kalteng sampai dengan Agustus 2021 meningkat 83 persen menjadi 19.040 investor dibandingkan dengan total investor saham di tahun 2020. Sementara jumlah investor pasar modal (saham, obligasi dan reksadana) sampai dengan Agustus 2020 meningkat 61% menjadi 39.258 investor dibandingkan dengan total investor pasar modal di 2020.
“Memang pandemi ini kalau dibilang berkah untuk pasar modal, iya. Sebab dengan semakin banyaknya orang diam di rumah, melakukan aktivitas di rumah, maka semakin banyak waktu memperlajari hal-hal baru. Misalnya di masa pendemi orang juga ingin mengembangkan aset yang dimilikinya, dalam hal ini keuangan, nah ia mempelajari produk-produk investasi baru, di luar investasi yang konvensional seperti emas, property dan lain-lain,” tandasnya. (aza)