Berita

Waspada Penipuan Online! Kenali Tandanya

KALTENG.CO – Ancaman penjahat siber terus mengintip di era digital seperti sekarang ini. Waspada dan kenali tandanya. Toh, selalu ada cara untuk mengenali penipuan online sebelum terlambat. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, pakar keamanan Kaspersky Roman Dedenok membagikan lima tanda umum penipuan online untuk membantu terhindar dari bahaya.

https://kalteng.co

Tawarkan Hadiah Menarik
Tanda pertama yang bisa di kenali, biasanya para pelaku kejahatan siber sering memanfaatkan perasaan kritikal dalam diri manusia seperti keserakahan atau ketakutan. Skema pertama, mereka biasanya menjanjikan calon korban hadiah luar biasa berupa informasi hadiah dan tawaran menarik lainnya.

https://kalteng.cohttps://kalteng.co

Skema kedua, melibatkan intimidasi, seperti ancaman untuk mengirim video korban yang menonton film porno ke seluruh kontak atau merusak reputasi seseorang atau perusahaan.

Dalam kedua kasus tersebut, para pelaku kejahatan siber mencoba untuk memangkas kemampuan korban mereka untuk merespons secara rasional. Jika, setelah membaca email semacam itu, merasa ingin melakukan persis seperti yang di minta pengirim (mengikuti tautan, mengirim uang, menelepon nomor, dll), itu sebenarnya adalah tanda peringatan.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Kaspersky menyarankan membaca kembali pesan tersebut dengan saksama. Kemungkinan besar memang melihat sebuah pesan penipuan, maka jangan hiraukan.

Tenggat Waktu yang Sempit
Jika situasi yang melibatkan emosi dapat menyebabkan orang kehilangan daya berpikir kritis, maka rasa terburu-buru juga demikian. Scammers atau pelaku kejahatan siber mengeksploitasi perasaan tersebut juga, misalnya dengan menetapkan tenggat waktu yang ketat.

Jika sebuah pesan mengatakan Anda hanya memiliki beberapa hari, jam, atau bahkan menit untuk mengklaim hadiah atau pembelian barang sebelum terjual habis, itu mungkin penipuan.

Desain yang Amatir
Kesalahan yang jelas dalam sebuah pesan adalah tanda bahaya lainnya. Beberapa mungkin menunjukkan salah eja yang di sengaja atau penggantian huruf dengan nomor yang tampak serupa hingga menggunakan rekan optik dari alfabet lain untuk mengelabui filter spam.

Apapun alasan kesalahan ketik bisa menjadi tanda mungkin itu adalah penipuan online misalnya “0ne мilIion d0llars” dan ejaan lain yang memang sengaja di buat salah.

Mencari Database
Ketika calon korban mengunjungi situs web penipuan dari email atau pesan obrolan, penipu biasanya mencoba menarik mereka melalui serangkaian tugas sederhana. Mereka mungkin melibatkan survei singkat atau memilih sejumlah kotak yang di duga berisi hadiah, misalnya.

Cukup sering, para penipu online ini akan memperlihatkan animasi yang di duga menunjukkan pencarian basis data (untuk status pemenang hadiah mereka, misalnya) dan meminta korban untuk mengisi formulir. Terkadang para korban juga mungkin di undang untuk membaca ulasan atau komentar (palsu) dari “pemenang sebelumnya”.

“Baru-baru ini, kami telah melihat obrolan dengan bot yang menyamar sebagai pengacara, konsultan, atau karyawan pendukung,” terang pakar ke amanan Kaspersky Roman Dedenok.

Dia melanjutkan, terlepas dari detail skenario yang ada, tujuan keseluruhannya sederhana. Dan jelas yakni membuat orang tersebut menginvestasikan sedikit waktu. Dan membuat mereka tetap di halaman, sehingga semakin banyak investasi yang mereka berikan. Semakin kecil kemungkinan mereka untuk menutup halaman saat pembayaran di minta, dan itu pasti akan terjadi.

Saat situs web yang menjanjikan hadiah besar meminta terlalu banyak data konfidensial yang tidak di perlukan. Kaspersky menyarankan Anda untuk segera menutup laman tersebut.

Meminta Uang
Trik favorit lainnya setelah menggaet korban adalah meminta sedikit biaya atau uang. Para penipu online ini biasanya akan meminta korban untuk melakukan transfer demi keperluan verifikasi kartu atau pembayaran pendaftaran di beberapa database.

Tanpa itu, penipu bersikeras, bahwa korban tidak dapat menerima hadiah yang di janjikan. Jumlah yang di minta biasanya cukup kecil dan tidak signifikan dan bahkan mungkin datang dengan jaminan pengembalian di kemudian hari.

Biaya ini tentu saja adalah hal pertama yang dapat di curi dari korban. Pada akhirnya tidak akan pernah ada hadiah. Melainkan hanya kemungkinan kehilangan lebih banyak data khususnya data perbankan apabila korban membagikan detail kartu kredit dengan penipu.

“Para pelaku kejahatan siber terus-menerus menemukan cara baru untuk memonetisasi kepercayaan dan kelemahan para pengguna. Cukup dengan mengenali lima bendera merah (red flag) ini, Anda dapat menghindari sebagian besar skema penipuan,” tandas Roman.(tur)

Related Articles

Back to top button