BeritaPOLITIKAUtama

BPS Menunjukkan Pengangguran dan Kemiskinan Tinggi, Ben-Ujang: Sejahterakan dengan KKS

PALANGKA RAYA, Kalteng.co-Calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Ben Brahim S Bahat dan Ujang Iskandar berkomitmen menyelesaikan permasalahan Kalteng terkait pengangguran dan kemiskinan. Menurut Ben program Kartu Kalteng Sejahtera akan menyelesaikan permasalahan Kalteng tersebut.

Tokoh masyarakat Jawa yang bertempat tinggal di Kalteng, Ir H Arief Budiatmo, memuji langkah Ben-Ujang yang telah melaunching Kartu Kalteng Sejahtera (KKS). Menurutnya, KKS adalah jawaban untuk menuntaskan kemiskinan dan penggangguran.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Arif menyebut salah satu program KKS adalah pemberian Bantuan LangsungTunai (BLT) sejumlah Rp 2.000.000 per keluarga dari pemerintah Provinsi Kalteng.

“Semua itu program-program yang pro rakyat yang tentu bisa menjadi solusi untuk membawa kesejahteraan bagi masyarakat,” kata Arief.

Arief yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Kalteng itu melihat program KKS adalah satu hal yang sangat realistis. Arief berkaca pada APBD Kalteng saat ini yang sudah mencapai hampir 10 triliun.

Ditambah, lanjut Arief, figur Ben-Ujang punya kepintaran dan pengalaman. Dengan KKS itu Arief optimis, Ben-Ujang mampu melaksanakan dengan sebaik-baiknya.

“APBD kita saat ini sudah hampir mencapai 10 triliun. Tentu itu memudahkan Ben-Ujang untuk melaksanakan program-programnya. Disamping itu, keduanya juga memiliki kepintaran dan pengalaman sebagai seorang pemimpin. Saya optimis Kalteng ke depan akan lebih baik,” lugas Arief.

Rasa optimisme akan hidupnya lebih baik dikatakan oleh seorang ibu rumah tangga bernama Yulia. Perempuan yang bertempat tinggal di Flamboyan Bawah, Kota Palangka Raya itu yakin dengan KKS bisa kehidupannya bisa lebih sejahtera.

“Saya optimis tentunya dengan Kartu Kalteng Sejahtera ini. Pak Ben dan Pak Ujang mampu membawa kehidupan kami lebih sejahtera,” ujar Heni.

Hal serupa juga dikatakan oleh Basuki (62). Ketua RT 2 Flamboyan Bawah ini melihat KKS sebagai simbol pemangkasan kemiskinan di Kalteng. Ia yakin dengan KKS hidup masyarakat Kalteng bisa lebih baik.

“Bukan tidak bersyukur. Tapi kami bosan dengan kemiskinan ini. Kami ingin hidup yang lebih layak, saya melihat Ben-Ujang punya solusi bagi masyarakat miskin untuk hidupnya lebih sejahtera dengan KKS ini,” ujar Basuki.

KKS sendiri adalah terobosan yang dibawa oleh Ben-Ujang untuk menuntaskan kemiskinan di Kalteng. Berbagai program pro rakyat ada di dalamnya diantaranya adalah: memberikan BLT 2 juta / KK secara berkala; memberikan sembako murah secara berkala; memberikan BPJS Gratis; memberikan beasiswa S1, S2, dan S3 gratis; membangun jembatan dan memperbaiki jalan, irigasi, bedah rumah, air bersih, jaringan telekomunikasi dan listrik; juga pembukaan 50.000 lapangan kerja baru.

Semua program tersebut menurut Ben-Ujang bisa menyelesaikan permasalahan Kalteng terkati kemiskinan dan penggangguran.

Seperti diketahui, berdasarkan data BPS, Pada bulan Agustus 2019 tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kalimantan Tengah mencapai 4,10 persen, mengalami peningkat dibandingkan TPT bulan Agustus 2018 sebesar 4,01 persen.

Menurunnya kinerja sektor perkebunan, industri pengolahan dan perdagangan menekan pertumbuhan ekonomi di Kalteng.

Hal ini turut memicu meningkatnya tingkat pengangguran pada tahun tersebut mengingat lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, industri pengolahan serta perdagangan merupakan lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja terbesar.

Dan meningkatnya penggangguran terbuka di Kalteng berimbas pada lapangan usaha informal yang sering dijadikan tumpuan akhir bagi masyarakat untuk memperoleh pendapatan. Hal ini terbukti pada tahun 2019, porsi tenaga kerja yang bekerja di Lapangan Usaha Perdagangan dan Jasa mengalami penurunan. Pada Agustus 2018 tenaga kerja pada Lapangan Usaha Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa Akomodasi sebesar 276.854 orang, turun 4,27 persen pada tahun 2019 menjadi 265.044 orang di Kalteng.

Terkait dinamika status pekerjaan utama tenaga kerja provinsi Kalteng sejak 2017 hingga 2019, ada yang perlu dicermati bersama demi penghidupan masyarakat Kalteng yang lebih baik. Pasalnya, porsi pekerja keluarga atau pekerja yang tak dibayar masih cukup tinggi di Kalteng yaitu tidak bergeser dari 12 persen sejak 2017. Hal ini menunjukan bahwa masih banyak pekerja yang pada kenyataannya tidak berpenghasilan.

Masih berdasarkan BPS, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kalteng yang tercatat meningkat pada tahun 2019, pada kenyataannya tidak bisa menandingi kenaikan IPM kabupaten Kapuas.

 Terbukti, pada data BPS menunjukan bahwa peningkatan IPM Kalteng hanya sebesar 0,70, sedang peningkatan IPM Kabupaten Kapuas adalah 1,02.

Hal ini menunjukan bahwa IPM Kapuas terus meningkat dan menunjukan bahwa masyarakat Kapuas semakin

Terkait Persoalan kemiskinan, bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

Indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kalteng naik dari 0,698 pada Maret 2019 menjadi 0,800 pada Maret 2020.

Begitu juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kalteng pada Maret 2019 sebesar 0,140 naik menjadi 0,200 pada Maret 2020.

Hal ini menunjukan bahwa pemerintah daerah Kalteng yang dipimpin Sugianto Sabran akan ditutup dengan meningkatnya penggangguran, kemiskinan, ketimpangan dan kedalaman kemiskinan yang juga meningkat, dan masih tingginya pekerja tak berpenghasilan di masyarakat Kalteng. (arj/ala)

Related Articles

Back to top button