BeritaNASIONALPENDIDIKAN

Implementasi Kurikulum Merdeka, Terbanyak SD dan PAUD, SMP-SMA Tertinggal

KALTENG.CO-Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) masih diujicobakan pada Program Sekolah Penggerak (PSP). Namun tidak menuntut peluang (IKM) dilaksanakan secara mandiri oleh setiap jenjang pendidikan.

Sejauh ini, jenjang pendidikan yang terbanyak mengimplementasikan kurikulum merdeka justru pada tingkat SD, sedangkan tingka SMP dan SMA masih belum banyak atau teringgal dibandingkan SD dan PAUD.

https://kalteng.co

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sedang menggulirkan Kurikulum Merdeka. Kurikulum baru tersebut masih dijalankan secara bertahap dan terbatas di beberapa sekolah.

Data Kemendikbudristek menyebutkan, jumlah sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka sudah mencapai 143.265 unit. Implementasi terbanyak ada di jenjang SD, yaitu berjumlah 84.034 unit. Disusul di jenjang PAUD 24.159 unit, dan jenjang SMP ada 18.938 sekolah.

Kemendikbudristek menetapkan ada tiga jalur bagi sekolah yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka. Yaitu, Jalur Mandiri Belajar, Jalur Berubah, dan Jalur Berbagi.

Untuk implementasi Jalur Mandiri, Kurikulum Merdeka diterapkan untuk PAUD (usia 5-6 tahun), Kelas I SD, Kelas IV SD, Kelas VII SMP, dan Kelas X SMA.

Dengan implementasi Kurikulum Merdeka itu, Kepala SMP Negeri 2 Singosari Bambang Dwi Yudo Leksono sangat mengapresiasi. “Lewat Kurikulum Merdeka, guru dapat memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran bisa sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik,” kata Bambang dalam kegiatan Gerakan Transformasi Edukasi (Generasi) Trakindo SMP pada Kamis (25/8/2022).

Bambang menjelaskan, implementasi Kurikulum Merdeka oleh sekolah diarahkan untuk mencapai kompetensi peserta didik. Termasuk dalam kondisi khusus.

Dia mencontohkan Pandemi Covid-19 merupakan salah satu kondisi khusus. Pada kondisi pandemi, membuat munculnya fenomena ketertinggalan pembelajaran (learning loss) berbeda-beda pada ketercapaian kompetensi peserta didik.

“Untuk mengatasi learning loss sekolah memerlukan pemulihan pembelajaran,” kata dia.

Bambang menyambut baik peran Gerakan Generasi Trakindo membantu sekolah mempercepat pemulihan dan membangun standardisasi yang setara antar sekolah dan antara peserta didik.

Chief Administration Officer Trakindo Yulia Yasmina mengatakan implementasi Kurikulum Merdeka butuh kerjasama banyak sektor. “Di antaranya sektor usaha,” kata dia.

Yulia menyampaikan apresiasi terhadap Kurikulum Merdeka. Sebab bertujuan menciptakan siswa Indonesia yang memiliki kompetensi unggul sesuai tantangan di masa depan.(*/tur)

Related Articles

Back to top button