Aleg Golkar Mukhtarudin Ajak Masyarakat Hindari Praktik Polarisasi Pemilu 2024
JAKARTA, Kalteng.co – Anggota DPR RI Mukhtarudin mengaku, jika isu tantangan demokrasi di Indonesia saat ini semakin sering diungkit-ungkit dan menjadi keresahan bersama masyarakat di seluruh Indonesia.
Terlebih menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) serentak yang tentu saja akan memacu intensitas pergerakan politik yang kian panas hingga pencoblosan pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang.
Tantangan dalam hal demokrasi seolah menjadi puncak gunung es dari berbagai permasalahan yang terjadi di Indonesia dewasa ini.
“Namun, menurut saya berbagai persoalan tersebut memberi sejumlah pekerjaan rumah, baik dalam jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang,” ucap politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini, Kamis (21/12/2023).
Lebih lanjut diungkapkan oleh pria kelahiran Pangkalan Bun Kalteng ini, jika skor demokrasi Indonesia cenderung mengalami regresi dari tahun-tahun sebelumnya, terutama pada 3 indeks, yaitu indeks budaya politik, partisipasi publik, dan kebebasan berpendapat.
Terlihat dari data Freedom House, skor demokrasi Indonesia turun dari 65 di tahun 2017 menjadi 59 di tahun 2022. Sejak tahun 2020, juga sudah ada beberapa publikasi, seperti yang dibuat oleh Thomas Power dan Eve Warburton tahun 2020.
“Data itu menyoroti kekhawatiran bahwa demokrasi di Indonesia bergerak dari stagnasi menuju regresi dalam satu dekade terakhir,” beber Mukhtarudin.
Selain itu, berdasarkan laporan survei Litbang Kompas bertajuk Tantangan Menepis Polarisasi Politik Pemilu 2024 terekam sejumlah faktor yang dianggap publik sebagai penyebab keterbelahan atau polarisasi politik.
Hasil survei menunjukan sebanyak 27,1 persen responden juga menilai, sikap saling tidak menghargai pilihan atau intoleransi menjadi sumber utama terjadinya polarisasi ketika pemilu.
“Ini menunjukkan jika masih kuatnya potensi politisasi identitas,” beber Mukhtarudin.
Untuk itu, Anggota Banggar DPR RI ini mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kualitas Pemilu. Mukhtarudin ingin masyarakat menghindari terbentuknya polarisasi dalam mendukung calon presiden saat Pemilu 2024.
Kegaduhan-kegaduhan selama ini sebaiknya diakhiri dan mulai kembali merajut persatuan untuk menyongsong Pemilu 2024 dengan riang gembira.
“Saya berharap semua pihak agar menentukan satu langkah ke depan yang lebih kreatif, sehingga Pemilu serentak 2024 tetap kondusif,” pungkas Mukhtarudin. (*/pra)