METROPOLISPOLITIKA

Syauqie Dorong Pemerintah Hadir Lebih Nyata untuk Anak-anak di Daerah Tertinggal

PALANGKA RAYA, kalteng.co – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada Rabu, 23 Juli 2025, Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PAN, Muhammad Syauqie, S.Hut., mengajak seluruh pihak untuk menempatkan anak sebagai bagian penting dari perencanaan pembangunan, terutama di wilayah-wilayah tertinggal dan pelosok tanah air.

Dengan tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”, Syauqie menilai HAN bukan sekadar simbolik tahunan, melainkan ajakan moral agar seluruh kebijakan pembangunan—baik fisik maupun sosial—benar-benar berpihak pada tumbuh kembang anak.

“Peringatan Hari Anak Nasional harus menjadi momen pengingat bahwa masih banyak anak-anak Indonesia yang tumbuh dalam keterbatasan. Mereka butuh sekolah yang layak, jalan yang aman, akses air bersih, dan lingkungan sehat. Negara harus hadir di sana,” ujarnya.

Sebagai legislator yang membidangi urusan infrastruktur, transportasi, desa dan kawasan tertinggal di Komisi V DPR RI, Syauqie menekankan bahwa pemerintah tidak bisa hanya membangun kota besar. Ia menyuarakan pentingnya prioritas pembangunan untuk daerah yang selama ini tertinggal, termasuk desa-desa terpencil di Kalimantan Tengah yang menjadi daerah pemilihannya.

“Anak-anak di desa juga punya hak yang sama untuk sukses seperti mereka yang tumbuh di kota. Tapi bagaimana mereka bisa bersaing jika untuk sampai ke sekolah saja harus berjalan puluhan kilometer, atau melewati jembatan darurat setiap hari?” katanya.

Menurut Syauqie, pembangunan infrastruktur pro-anak bukan hanya soal membangun gedung sekolah, tapi juga mencakup akses jalan yang aman, transportasi publik yang bisa dijangkau keluarga kurang mampu, serta ruang publik yang ramah anak. Semua itu, kata dia, perlu masuk dalam kebijakan prioritas negara.

Tak hanya soal pembangunan fisik, Syauqie juga menyinggung pentingnya menciptakan ruang sosial yang memberi rasa aman dan nyaman bagi anak. Ia mendorong penguatan peran keluarga, sekolah, dan pemerintah daerah dalam menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan mental dan karakter anak.

“Anak-anak adalah aset bangsa. Jika kita serius bicara Indonesia Emas 2045, maka perlindungan anak dan pemenuhan hak-haknya harus dimulai dari sekarang. Mereka bukan sekadar objek, tapi subjek pembangunan,” ujar politisi PAN itu.

Muhammad Syauqie juga menyampaikan, jika dirinya berkomitmen untuk terus memperjuangkan alokasi anggaran pusat yang mendukung pembangunan berbasis kepentingan anak di daerah. Ia berharap sinergi antara DPR RI dan kementerian teknis dapat memastikan seluruh daerah, termasuk pelosok Kalimantan Tengah, tidak tertinggal dari arus kemajuan.

“Saya akan kawal anggaran untuk desa, jalan, sekolah, dan akses transportasi bagi anak-anak. Mereka harus tumbuh dengan harapan, bukan keterbatasan,” tutupnya.

Peringatan HAN 2025 bukan hanya ajakan merayakan, tapi momen memperkuat komitmen: bahwa negara hadir nyata untuk anak-anak, tidak hanya di kota besar, tetapi juga di desa-desa yang selama ini menanti perhatian. (pra)

EDITOR : TOPAN

Related Articles

Back to top button