Hj. Sri Neni Trianawaty: Jadikan Momen Hari Kebaya Nasional untuk Perkuat Identitas dan Cinta Budaya
MUARA TEWEH, Kalteng.co – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Barito Utara, Hj. Sri Neni Trianawaty, mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya generasi muda dan kaum perempuan, untuk menjadikan peringatan Hari Kebaya Nasional sebagai momen penting dalam memperkuat jati diri bangsa dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya warisan leluhur.
Ajakan ini di sampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada Kamis, 24 Juli 2025. Dalam keterangannya kepada Kalteng.co, Sri Neni menekankan, bahwa kebaya bukan sekadar pakaian tradisional, melainkan simbol identitas perempuan Indonesia yang sarat nilai-nilai filosofi, kesopanan, dan kebanggaan.
Oleh karena itu, menurutnya, peringatan Hari Kebaya Nasional perlu di maknai lebih dalam sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya sekaligus bentuk penghormatan terhadap para perempuan terdahulu yang telah memperjuangkan eksistensi kebaya dalam ruang publik dan sosial.
“Hari Kebaya Nasional bukan sekadar seremoni memakai kebaya. Ini adalah panggilan untuk kita semua agar tidak melupakan akar budaya sendiri. Saya mengajak masyarakat Barito Utara, terutama para perempuan muda, untuk bangga mengenakan kebaya sebagai identitas dan simbol budaya bangsa,” ujar Hj. Sri Neni, Kamis (24/7/2025).
Politisi perempuan dari fraksi Partai Golkar yang juga di kenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pemberdayaan perempuan ini menambahkan, bahwa upaya pelestarian kebaya juga dapat menjadi pintu masuk dalam mendukung sektor ekonomi kreatif lokal, khususnya para perajin kebaya, penjahit, dan pelaku UMKM yang bergerak di bidang fesyen etnik.
Kebaya Bukan Hanya Milik Masa Lalu, Tapi Milik Masa Depan
Ia berharap, dukungan terhadap pelestarian kebaya tak hanya datang dari komunitas budaya, tetapi juga di dorong melalui regulasi dan program strategis pemerintah daerah.
“Kita bisa menghidupkan kembali nilai-nilai budaya melalui kebaya, termasuk menggeliatkan sektor UMKM lokal. Pemerintah daerah dan DPRD punya peran penting untuk memberikan ruang dan dukungan nyata melalui kebijakan,” lanjutnya.
Lebih jauh Sri Neni juga menyampaikan, bahwa saat ini kebaya telah di usulkan menjadi warisan budaya tak benda UNESCO oleh pemerintah Indonesia. Ia mengapresiasi langkah tersebut dan berharap agar masyarakat turut serta mendukung pengakuan internasional tersebut dengan bangga mengenakan kebaya dalam berbagai kesempatan, tidak hanya dalam acara formal, tetapi juga dalam kegiatan sehari-hari.
Diri nya juga mengusulkan agar sekolah-sekolah, instansi pemerintahan, dan komunitas masyarakat di Barito Utara menjadikan Hari Kebaya Nasional sebagai agenda tahunan yang di rayakan secara kreatif, edukatif, dan menyenangkan, seperti lomba busana kebaya, seminar budaya, dan pameran UMKM.
“Kebaya bukan hanya milik masa lalu, tapi milik masa depan juga. Mari kita teruskan warisan ini dengan penuh kebanggaan,” tutupnya.
Hari Kebaya Nasional yang di peringati setiap tanggal 24 Juli merupakan bentuk penghargaan terhadap nilai budaya Nusantara sekaligus dorongan agar kebaya di akui dunia sebagai bagian dari kekayaan budaya tak benda Indonesia. Semangat ini kini terus di gaungkan oleh berbagai tokoh perempuan di seluruh penjuru Tanah Air, termasuk dari Kalimantan Tengah. (pra)
EDITOR : TOPAN




