Sulit Move On? Ini 7 Alasan Psikologis Mengapa Mantan Terus Terbayang!
KALTENG.CO-Putus cinta memang melelahkan, baik secara emosional maupun mental. Pikiran tentang mantan yang terus muncul kembali seringkali membuat kita bingung dan menyalahkan diri sendiri.
Anda mungkin mendapati diri Anda memutar kembali kenangan lama, memeriksa media sosialnya, atau bahkan terkadang memimpikan sang mantan.
Namun, Anda tidak perlu khawatir. Ada alasan psikologis di baliknya yang seringkali lebih dalam dan tidak kentara. Pola mental dan emosional yang tersembunyi ini dapat membuat seseorang tetap terikat secara mental dengan seseorang, bahkan setelah mengikuti berbagai tips praktis untuk move on.
Dilansir dari English Jagran, berikut adalah 7 alasan psikologis mengapa Anda mungkin sulit berhenti memikirkan mantan:
1. Proses Berkabung yang Belum Selesai
Putus cinta adalah kehilangan, dan seperti kehilangan lainnya, membutuhkan proses berkabung. Kita tidak hanya berduka atas berakhirnya hubungan, tetapi juga atas masa depan yang kita bayangkan bersama mantan, serta hilangnya kebiasaan dan rutinitas yang terjalin. Jika proses berkabung ini tidak diselesaikan dengan baik, pikiran tentang mantan bisa terus menghantui. Penting untuk memberikan diri Anda waktu dan ruang untuk merasakan emosi tersebut tanpa menghakimi.
2. Rasa Kehilangan Identitas
Dalam sebuah hubungan, terutama yang berlangsung lama, sebagian dari identitas kita bisa terikat pada pasangan. Setelah putus, kita mungkin merasa kehilangan sebagian diri kita. Ini bisa memicu pertanyaan tentang siapa kita tanpa mereka, dan bagaimana kita akan melanjutkan hidup. Rasa kehilangan identitas ini bisa membuat pikiran tentang mantan terus berputar, seolah mencari kembali bagian diri yang hilang.
3. Otak Mencari Penyelesaian (Closure)
Manusia memiliki kebutuhan alami untuk mencari penyelesaian atau closure, terutama dalam situasi yang tidak terduga atau membingungkan. Ketika sebuah hubungan berakhir tanpa kejelasan penuh, atau jika ada pertanyaan yang belum terjawab, otak kita akan terus memprosesnya. Ini bisa menjadi alasan mengapa kita terus memikirkan mantan, berharap menemukan jawaban atau pemahaman yang akan membawa kedamaian.
4. Kebiasaan dan Pola Pikir yang Sudah Terbentuk
Selama menjalin hubungan, Anda mungkin telah mengembangkan kebiasaan dan pola pikir tertentu yang melibatkan mantan. Misalnya, kebiasaan mengirim pesan setiap pagi, atau memikirkan reaksi mereka terhadap suatu kejadian. Otak kita terbiasa dengan pola-pola ini, dan membutuhkan waktu untuk membentuk kebiasaan baru. Hingga pola baru terbentuk, otak akan terus kembali ke kebiasaan lama yang melibatkan mantan.
5. Memori Selektif (Selective Memory)
Setelah putus, ada kecenderungan untuk mengingat kenangan indah dan melupakan hal-hal negatif dalam hubungan. Fenomena ini disebut selective memory. Otak kita cenderung mengidealkan masa lalu, membuat kita hanya fokus pada momen-momen manis bersama mantan. Hal ini bisa membuat kita semakin sulit move on karena seolah-olah hanya ada hal baik yang hilang.
6. Rasa Takut Akan Kesendirian atau Masa Depan
Bagi sebagian orang, pikiran tentang mantan mungkin muncul karena adanya rasa takut akan kesendirian atau ketidakpastian masa depan. Hubungan sebelumnya bisa memberikan rasa aman dan kenyamanan, dan tanpa itu, ada kekosongan yang perlu diisi. Rasa takut ini bisa membuat kita terpaku pada masa lalu, karena terasa lebih aman daripada melangkah maju ke hal yang tidak diketahui.
7. Harga Diri yang Terguncang
Putus cinta seringkali dapat mengguncang harga diri seseorang. Kita mungkin mulai mempertanyakan nilai diri kita, daya tarik kita, atau apakah kita pantas dicintai. Pikiran tentang mantan bisa muncul sebagai upaya untuk mencari validasi atau memahami mengapa hubungan berakhir. Proses penyembuhan harga diri ini penting agar kita tidak terus bergantung pada pikiran tentang mantan untuk merasakan nilai diri.
Memahami alasan psikologis di balik mengapa Anda tidak bisa berhenti memikirkan mantan adalah langkah pertama untuk move on.
Ingatlah, ini adalah proses yang membutuhkan waktu dan kesabaran. Berikan diri Anda ruang untuk merasakan, menyembuhkan, dan akhirnya melepaskan. (*/tur)




