BeritaHIBURANMETROPOLIS

Makna Sejati Inklusivitas: Musikal Tuli JEMARI Rayakan Hari Disabilitas 2025

KALTENG.CO-Rayakan Hari Disabilitas Internasional, musikal JEMARI hadir di Komunitas Salihara, Jakarta Selatan, membawa pesan mendalam tentang berbagi ruang, kolaborasi, dan inklusivitas sejati antara dunia Dengar dan Tuli.


Musikal bertajuk JEMARI: Fantasi Tuli sukses mencuri perhatian publik dengan pementasan istimewanya di Komunitas Salihara, Jakarta Selatan. Acara seni yang sarat makna ini diselenggarakan dalam rangka merayakan Hari Disabilitas Internasional, namun pesannya jauh melampaui perayaan seremonial.

✨ Kolaborasi Dua Dunia dalam Satu Panggung Setara

JEMARI hadir bukan sekadar pertunjukan seni biasa. Ia adalah panggung perpaduan memukau antara bahasa isyarat, musik, gerak, dan teater yang ditampilkan secara kompak dan emosional oleh para seniman tuli.

Tingginya antusiasme penonton dari berbagai latar belakang dan usia membuktikan bahwa pertunjukan ini berhasil menyentuh hati dan membuka pikiran.

Menurut Pascal Meliala, Produser Musikal JEMARI, inti dari pementasan ini adalah menyampaikan pesan fundamental tentang kesetaraan dan ruang yang sama bagi setiap orang di dalam kehidupan.

“Di Hari Disabilitas Internasional, kita diingatkan bahwa inklusivitas bukan soal memberi ruang kepada mereka yang berbeda. Karena memberi ruang berarti ruang itu milik kita, dan orang lain hanya numpang lewat,” ujar Pascal dalam keterangan tertulisnya (10/12/2025).

💡 Redefinisi Inklusivitas: Dari Memberi Ruang Menjadi Berbagi Ruang

Pascal Meliala dengan tegas menekankan bahwa konsep inklusivitas yang diusung JEMARI adalah tentang berbagi ruang, bukan sekadar memberi panggung.

“Malam ini, mereka (teman-teman tuli) tidak diberi panggung. Mereka memiliki panggung ini bersama kita, jadi tak ada pemisahan,” imbuhnya.

Inilah poin krusial yang ditawarkan musikal ini: menghadirkan pertemuan dua bahasa—dunia Dengar dan dunia Tuli—untuk berdiri di satu panggung demi satu tujuan. Tujuan itu adalah bercerita dan membuktikan bahwa inklusivitas adalah pengalaman nyata yang dapat dihidupkan, dirayakan, dan ditularkan.

“Yang benar adalah membagi ruang. Ruang yang sama, ruang yang setara. Ruang tempat setiap orang Dengar atau Tuli berdiri sebagai manusia yang punya mimpi, suara, dan cara berbahasa yang mungkin berbeda, tapi sama berharganya,” tegas Pascal.

🚀 JEMARI Mencetak Sejarah Baru bagi Komunitas Tuli

Musikal JEMARI tidak hanya menandai debut kolaborasi musikal antara dunia Dengar dan Tuli di panggung besar, tetapi juga mencetak sejarah penting bagi Komunitas Tuli di Indonesia.

Dengan segala kemeriahan dan antusiasme yang ada, JEMARI: Fantasi Tuli diakui sebagai komunitas Tuli pertama di Indonesia yang menampilkan produksi musikal berskala penuh secara mandiri.

Pencapaian ini, menurut Pascal, adalah tonggak penting dalam upaya pembangunan ekosistem seni yang benar-benar inklusif.

“Pencapaian ini merupakan sebuah tonggak penting dalam membangun ekosistem seni yang inklusif dan memberikan ruang bagi bakat pelaku seni Tuli untuk bersinar,” tutup Pascal Meliala, berharap JEMARI dapat menjadi awal dari lebih banyak kolaborasi setara di masa depan. (*/tur)

Related Articles

Back to top button