PALANGKA RAYA, Kalteng.co -Ikan Cupang lagi naik daun. Memelihara jenis ikan hias air tawar ini menjadi hobi mengasyikan di tengah pandemi Covid 19. Tidak hanya di kota-kota besar, melainkan juga hingga ke daerah.
Di wilayah Provinsi Kalteng, penjual ikan cupang tersebar hingga ke 14 kabupaten/kota. Tidak hanya anak-anak dan remaja yang mengandrunginya, tetapi juga kalangan dewasa.
Bahkan di beberapa kantor-kantor pemerintah maupun swasta, akuarium kecil berisi ikan cupang banyak menghiasi meja-meja kerja karyawan.
Dengan hanya memandangi, atau sesakali memberinya makan, mampu melepaskan kepenatan maupun stress dari pekerjaan yang menumpuk.
Demam ikan cupang yang mewabah bersamaan dengan pandemi Covid-19 ini tidak hanya berkah bagi para breeder (pebudidaya), maupun penjualnya saja, melainkan juga bagi penjual makanannya, terutama jentik nyamuk, kutu air (kutir) dan cacing sutra.
Selain pelet, ikan cupang juga sangat menyukai beberapa jenis hewan air berukuran kecil sepertu jentik, kutu air dan cacing sutra. Makhluk air yang bagi sebagian orang dianggap menjijikan ini, justru disebut-sebut paling bagus untuk ikan cupang, karena mampu menjaga warnanya agar semakjn kinclong dan pergerakannya yang lincah.
“Selain membuat air akuarium cepat keruh, pelet juga kurang disukai ikan cupang, kalau dikasih kutir atau jentik, makanya sangat lahap,”kata Igo salah seorang penjual makanan ikan cupang di kawasan Panarung saat disambangi Kalteng.co, Rabu (4/2/2021).
Dia mengakui, sebelum demam ikan cupang, hewan air seperti jentik maupun kutir sama-sekali tidak berharga, namun sekarang justru banyak dicari. Harganya juga cukup mahal, per kantong berisi sekira-kira 100 ekor jentik atau kutir, bisa mencapai Rp 10 ribu.