AKHIR PEKANBeritaKESEHATANOPINI

Dikenal Sebagai Bahan Utama Jamu, Ini Khasiat Cabai Jawa bagi Kesehatan

SALAH satu kekayaan nusantara adalah tanaman herbalnya. Salah satunya adalah cabai jawa. Salah satu tanaman yang terkenal sebagai bahan dalam ramuan jamu Indonesia. Karena itu, orang lebih mengenalnya dengan nama cabai jamu. Buah berbentuk unik tersebut berasal dari tanaman yang merambat pada pepohonan.

https://kalteng.co

Pulau Madura menjadi salah satu daerah penghasil unggulan cabai jawa. Karena itulah, aneka jenis ramuan Madura menggunakannya sebagai salah satu bahan yang memberikan bau dan rasa khas.

Cabai jawa juga merupakan bahan dalam minuman jamu gendong yang sangat populer, namanya cabai puyang. Minuman itu diyakini secara turun-temurun bisa membantu mengatasi masalah kesehatan umum, termasuk pegal linu, batuk, pilek, perut kembung, dan sebagai tonik.

Tanaman asalnya bernama Piper retrofractum dari suku Piperaceae, yang dikenal berasal dari kawasan Asia Tenggara, utamanya tumbuh di Indonesia, Thailand, Bangladesh, Vietnam, dan India. Nama dalam bahasa Inggris adalah Javanese long pepper.

Dalam pengobatan tradisional, cabai jawa dipakai sebagai tonik untuk mengatasi gangguan kembung dan masalah lain pada saluran cerna, gangguan usus, dan jamu khusus pasca melahirkan.

Akar tanamannya digunakan untuk mengatasi paresis, diare, antipiretika, dan karminativa. Ayurveda India menggunakan buah jamu jawa untuk kesehatan saluran pernapasan dan menjadi bahan teh untuk kesehatan.

Bau khas daun dan buah pasti berkaitan dengan minyak asiri kandungannya yang berupa campuran zat, antara lain β-caryophyllene dan β- bisabolene. Buah tersebut punya kandungan mineral, yaitu kalsium, tembaga, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, natrium, dan zinc dalam berbagai konsentrasi berbeda. Zat bioaktifnya, antara lain, sterol, glikosida, alkaloid, tanin, dengan piperin sebagai zat kandungan utama.

Jepang adalah salah satu negara yang masyarakatnya menggunakan cabai jawa sebagai bumbu masak. Karena itu, peneliti Jepang tertarik untuk mempelajari kaitan bau dan rasa buah segar dengan daya antioksidan.

Pengamatan dilakukan pada berbagai fase proses kematangan buah, yaitu saat mentah berwarna hijau, jingga dan merah saat masak. Hasilnya menunjukkan, kadar asam organik, asam amino bebas, dan piperin menurun seiring dengan proses pematangan buah hingga mencapai batas minimum pada saat matang. Komposisi kandungan minyak asiri antarfase kematangan buah ternyata berbeda sekali.

Sementara itu, aktivitas penetral radikal bebas dan kandungan zat fenolik yang menyebabkan aktivitas antioksidan menurun seiring dengan proses kematangan.

Keadaan itu ternyata konsisten dengan perubahan kandungan piperin. Jadi, terbukti bahwa fase pematangan buah punya pengaruh yang cukup signifikan pada rasa dan karakteristik antioksidan buah segar dari Jepang.

Benarkah cabai jawa meningkatkan gairah seksual atau yang biasa disebut sebagai afrodisiak? Jawaban atas pertanyaan itu sudah ditemukan melalui berbagai penelitian, terutama oleh peneliti Indonesia.

Salah satunya adalah yang dilakukan pada hewan coba tikus jantan yang diberi beberapa macam ekstrak dan zat piperin hasil isolasi. Piperin menurut penelitian sebelumnya diduga yang menunjukkan khasiat pendongkrak gairah seksual.

Hasil penelitian ternyata menunjukkan bahwa pemberian piperin meningkatkan perilaku hewan jantan dalam mendekati pasangannya. Itu mengindikasikan terjadinya peningkatan gairah seksual.

Ternyata, melalui telaah perilaku tersebut diyakini bahwa efek meningkatnya gairah tikus jantan itu tidak berkaitan dengan perubahan hormonal. Padahal, gangguan seksual pada umumnya berkaitan dengan masalah hormonal.

1 2 3Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button