AKHIR PEKANBeritaLife StyleMETROPOLIS

Jangan Buru-buru Menghakimi! Ini 10 Tanda Seseorang Lelah Secara Emosional, Bukan Sekadar Malas

KALTENG.CO-Dalam hiruk pikuk kehidupan modern, kata “malas” sering kali menjadi label yang cepat dan mudah dilekatkan pada seseorang yang menunjukkan kurangnya motivasi atau enggan beraktivitas.

Namun, para pakar kesehatan mental dan psikologi kini sepakat bahwa apa yang tampak seperti kemalasan sebenarnya bisa menjadi sinyal penting bahwa seseorang tengah berjuang melawan kondisi yang jauh lebih serius: kelelahan emosional (emotional exhaustion).

Kelelahan emosional ini sangat berbeda dengan rasa capek fisik setelah berolahraga atau bekerja keras. Ini adalah kondisi di mana energi emosional dan psikologis seseorang sudah terkuras habis, membuat mereka merasa hampa dan tidak mampu lagi menghadapi tekanan hidup sehari-hari.

Kondisi ini memerlukan empati dan pemahaman, bukan penghakiman.


🛑 Kenali Bedanya: Malas vs. Lelah Emosional

Malas didefinisikan sebagai keengganan untuk beraktivitas meskipun memiliki energi yang cukup. Sebaliknya, perilaku yang muncul akibat lelah emosional adalah manifestasi dari ketiadaan cadangan energi mental untuk memulai atau menyelesaikan tugas.

Dilansir dari geediting.com pada Minggu (2/11/2025), berikut adalah sepuluh perilaku yang menunjukkan seseorang sedang lelah secara emosional, bukan sekadar malas:

1. Sulit Memulai Tugas Sederhana (Prokrastinasi Kronis)

Ketika seseorang mengalami kelelahan emosional, otak mereka secara naluriah menolak tugas yang membutuhkan upaya kognitif. Bukan karena tidak mau, melainkan karena mereka tidak memiliki cadangan mental untuk mengatasi tantangan sekecil apa pun. Bahkan, mencuci piring atau membalas email bisa terasa seperti mendaki gunung.

2. Menghindari Interaksi Sosial yang Sebelumnya Dinikmati

Lelah emosional seringkali membuat seseorang menarik diri. Interaksi sosial, meskipun menyenangkan, membutuhkan energi emosional. Jika seseorang mulai menolak ajakan teman dekat atau keluarga secara konsisten, itu bisa jadi karena mereka tidak memiliki “bandwith” emosional untuk bersikap hadir dan terlibat.

3. Sering Marah atau Cepat Tersinggung

Ambang batas toleransi menjadi sangat rendah. Hal-hal kecil yang sebelumnya tidak mengganggu kini dapat memicu luapan emosi yang tidak proporsional. Ini adalah tanda bahwa sistem saraf sudah terlalu terbebani dan tidak mampu mengatur emosi secara efektif.

4. Tidur Berlebihan, Tapi Tetap Merasa Lelah (Hypersomnia)

Tidur sering dijadikan mekanisme pelarian diri dari perasaan lelah emosional. Mereka berharap tidur akan “mengisi ulang” energi mental. Sayangnya, karena masalahnya bukan fisik, tidur yang berlebihan justru dapat mengganggu siklus tidur normal dan membuat tubuh terasa lesu.

5. Pola Makan Berubah Drastis (Makan Berlebihan atau Kehilangan Nafsu Makan)

Perubahan emosional sering kali tecermin dalam perilaku makan. Seseorang mungkin mengalami emotional eating (makan untuk menenangkan diri) atau sebaliknya, kehilangan nafsu makan sama sekali karena stres yang mematikan selera.

6. Kurangnya Perawatan Diri (Self-Neglect)

Ini termasuk menunda mandi, lupa mengganti pakaian, atau mengabaikan kebersihan lingkungan sekitar. Perawatan diri adalah tindakan yang membutuhkan energi dasar, dan kelelahan emosional telah menguras habis energi tersebut.

7. Mengalami Kesulitan Konsentrasi dan Membuat Keputusan

Lelah mental memengaruhi fungsi eksekutif otak. Akibatnya, fokus mudah teralihkan, dan proses pengambilan keputusan—bahkan untuk hal sepele seperti memilih menu makan siang—terasa sangat memberatkan.

8. Merasa Hampa atau Mati Rasa (Numbness)

Perasaan ini adalah mekanisme pertahanan alami tubuh untuk melindungi diri dari tekanan emosional yang berlebihan. Daripada merasakan sakit, seseorang memilih untuk “mematikan” emosi. Ini membuat mereka tampak apatis atau tidak peduli.

9. Kinerja Kerja atau Akademik Menurun Drastis

Meskipun dulu dikenal pekerja keras atau siswa berprestasi, hasil kerja mulai menurun, sering terlambat, atau tidak mampu memenuhi tenggat waktu. Penurunan kinerja ini sering kali bukan akibat malas, melainkan akibat ketidakmampuan kognitif untuk berfungsi optimal.

10. Selalu Mencari Pelarian Diri (Escapism)

Seseorang yang lelah emosional mungkin tenggelam dalam aktivitas pelarian diri yang pasif, seperti menonton televisi berjam-jam, bermain game berlebihan, atau scrolling media sosial tanpa tujuan. Aktivitas ini memberikan jeda sementara dari tuntutan realitas.


💡 Pentingnya Empati dan Bantuan

Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan tanda-tanda ini, penting untuk mengubah label “malas” menjadi “butuh istirahat dan dukungan.” Kelelahan emosional adalah gerbang menuju burnout dan masalah kesehatan mental yang lebih serius.

Mengenali tanda-tanda ini adalah langkah pertama menuju pemulihan dan mencari bantuan profesional jika diperlukan. (*/tur)

Related Articles

Back to top button