AKHIR PEKANKESEHATAN

Di Kalteng Tidak Ada Korban Murni Buah Kecubung, Paling Banyak Oplosan Pil Zenith

PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Beberapa waktu lalu masyarakat dihebohkan dengan viralnya kejadian masyarakat di Kalimantan Selatan yang mengalami kondisi halusinasi hingga menimbulkan korban jiwa. 

Banyak pihak menyebutkan ini disebabkan tanaman buah kecubung. Tidak berselang lama kasus halusinasi ini juga muncul di Palangka Raya, Kaliman Tengah.

dr Nadya Normalia dari Bidang Berantas BNNP Kalteng menyebutkan, setelah melakukan penelusuran dan pengkajian pada pasien-pasien yang mengalami halusinasi tersebut didapati beberapa fakta menarik. 

“Pasien-pasien yang awalnya disebut mabuk kecubung, setelah dilakukan observasi dan test urine narkotika menunjukkan hasil positif pada indikator soma atau carisoprodol,” katanya, Kamis (29/8/2024).

Setelah pasien-pasien tersebut dapat diajak berkomunikasi, ternyata tidak ada satupun yang mengakui mengonsumsi tanaman kecubung. Adapun yang mereka konsumsi adalah pil putih tanpa merek yang biasa disebut warga zenit disertai konsumsi minuman beralkohol.

“Pada salah satu pasien tersebut kami menemukan pil putih yang dimaksud. Setelah uji laboratorium di Pusat Laboratorium BNN RI ditemukan bahwa kandungan tablet putih tanpa merek tersebut adalah paracetamol, cafein, carisoprodol yang merupakan kandungan yang biasa ditemukan pada zenit. Namun, pada kasus ini juga ditemukan satu zat lain berupa Trihexylpenidyl,” urainya.

Dijelaskannya, Carisoprodol sendiri masuk dalam golongan I nomor urut 145 Lampiran Permenkes No. 30 Tahun 2023 tentang penetapan dan perubahan penggolongan narkotika dan diatur dalam Undang-Undang RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika sedangkan Trihexylpenidyl (THP) merupakan obat golongan antimuskarinik yang biasa digunakan dalam dunia medis untuk mengatasi gejala penyakit parkinson dan gangguan ekstrapiramidal akibat penggunaan obat psikotik tertentu.

Kombinasi atau interaksi yang terjadi antara carisoprodol dan THP  memungkinkan terjadinya blokade asetilkolin dan gangguan keseimbangan dopamin pada otak sehingga mencetuskan kondisi halusinasi seperti yang kita lihat di media sosial beberapa waktu lalu. Ini dapat menyebabkan kematian jika dikonsumsi dengan berbagai zat lainnya dalam jumlah atau dosis yang banyak. Dengan mengetahui efek dan bahayanya, diharapkan masyarakat dapat menjauhi Narkoba.

“Kecubung termasuk dalam tanaman beracun yang memiliki efek dualisme. Artinya, selain memiliki sifat racun juga memiliki sifat obat, dimana untuk memanfaatkan sebagai obat tentunya harus sangat berhati-hati,” paparnya.

Kandungan yang sangat berbahaya dari kecubung adalah alkaloid tropan yakni atropine, skopolamine dan hiosamin. Ketiga zat ini dapat meracuni otak pada sistem parasimpatis yang menimbulkan berbagai keluhan di antaranya mabuk, ngefly dan halusinasi terutama visual. Konsumsi langsung biji kecubung dalam jumlah 15-25 biji dapat menimbulkan efek intoksikasi atau keracunan. Beberapa ahli menyebutkan konsumsi 50-100 biji kecubung dapat menimbulkan kematian.

“Penggunaan tanaman kecubung tanpa proses detoksifikasi atau purifikasi hanya dianjurkan pada penggunaan obat luar (topikal) sebagai anti nyeri atau anti peradangan,” tegasnya. (oiq)

EDITOR: TOPAN

Related Articles

Back to top button