Hipertensi Mengintai Usia Muda! Gaya Hidup Tak Sehat Jadi Biang Keladi

KALTENG.CO-Tren mengkhawatirkan! Pasien hipertensi kini banyak ditemukan di usia 20-an hingga 30 tahun akibat gaya hidup kurang sehat dan stres tinggi. Kenali penyebab dan pentingnya deteksi dini!




Kabar mengkhawatirkan datang dari dunia kesehatan. Tren usia pasien pengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi menunjukkan pergeseran yang signifikan. Jika dulu penyakit ini identik dengan usia lanjut, kini semakin banyak dijumpai pada masyarakat di kisaran usia akhir 20-an hingga 30 tahun.
Beragam faktor, mulai dari gaya hidup yang kurang sehat hingga tingkat stres yang semakin tinggi, menjadi pemicu utama fenomena ini.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (Perki) Surabaya, dr. Jordan Bakhriansyah SpJP FIHA, membenarkan adanya tren peningkatan pasien hipertensi di usia muda. Meskipun pasien dengan rentang usia 40 hingga 60 tahun masih mendominasi, ia tak menampik bahwa semakin hari, jumlah pasiennya yang berusia 30-an terus bertambah.
“Lifestyle sekarang berubah, minim aktivitas seperti olahraga kini menjadi e-sports. Itu juga berpengaruh,” ungkap dr. Jordan pada Selasa (6/5/2025) seraya menyoroti perubahan gaya hidup yang serba digital dan kurang gerak sebagai salah satu faktor risiko.
Gaya Hidup Tak Sehat dan Stres Tinggi Jadi Penyebab Utama
Selain kurangnya aktivitas fisik, dr. Jordan juga menyoroti faktor utama lain yang memicu hipertensi di usia muda, yaitu gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat. Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi garam, lemak jenuh, dan kurangnya asupan buah serta sayur turut berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah. Ironisnya, banyak pasien muda datang berobat ketika sudah merasakan keluhan, karena seringkali tidak menyadari dirinya mengidap hipertensi.
“Yang murni datang karena hipertensi sangat jarang, biasanya apabila sudah ada keluhan seperti leher kaku. Hipertensi sering disebut silent killer,” jelasnya, menekankan bahaya hipertensi yang seringkali tanpa gejala di awal kemunculannya.
Dr. Jordan juga mengungkapkan pengalamannya menangani pasien hipertensi dengan komplikasi. Ia menyebutkan bahwa rata-rata 70 persen dari 30 pasien BPJS yang ia tangani setiap hari mengidap hipertensi tingkat 2. Ia menekankan pentingnya kesadaran pasien untuk segera mengobati hipertensi agar dapat terkontrol dengan baik.
“Biasanya itu kalau sudah bilang harus minum obat seumur hidup, mereka menolak. Alasannya khawatir akan kondisi ginjal, padahal obat-obatan itu juga bakal menyelamatkan,” terangnya, menyayangkan kurangnya pemahaman sebagian pasien terkait pentingnya pengobatan jangka panjang.
Hampir 50 Persen Pasien Hipertensi Tidak Sadar Diri
Senada dengan dr. Jordan, Dokter Spesialis Jantung RS Universitas Airlangga, dr. Dian Kartika Sp JP, juga menyatakan bahwa usia pasien pengidap hipertensi memang masih didominasi oleh kelompok usia di atas 40 tahun. Namun, tren saat ini menunjukkan peningkatan signifikan pasien hipertensi di usia muda, bahkan di rentang usia 30-an.
“Hampir 50 persen pasien tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi karena seringkali tidak bergejala,” ujar dr. Dian, menggarisbawahi pentingnya deteksi dini.
Faktor Genetik, Gaya Hidup, dan Penyakit Penyerta Jadi Pemicu
Dr. Dian menjelaskan bahwa hipertensi primer dapat disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan, serta faktor usia yang tidak bisa dihindari. Namun, faktor gaya hidup seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan, dan kebiasaan merokok juga menjadi kontributor utama, terutama pada usia muda.
Selain itu, hipertensi sekunder juga perlu diwaspadai, di mana tekanan darah tinggi disebabkan oleh penyakit dasar lain. “Misal penyakit ginjal, kelainan sistem endokrin atau hormon, serta karena penggunaan obat-obatan,” sebutnya.
Melihat tren peningkatan kasus hipertensi pada usia muda ini, dr. Dian Kartika menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, terutama bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun atau memiliki faktor risiko kardiovaskular tinggi. Selain itu, menerapkan pola hidup sehat menjadi kunci utama pencegahan.
“Apabila sudah terdiagnosis hipertensi maka hendaknya kontrol dan berobat teratur,” pungkas dr. Dian, mengingatkan masyarakat untuk tidak menyepelekan penyakit yang sering disebut sebagai “pembunuh diam-diam” ini. (*/tur)