BeritaFAMILYKESEHATANUtama

Perubahan Iklim, Pemicu Fenomena Banyak Pria Mengalami Kebotakan Dini

KALTENG.CO-Perubahan iklim telah berdampak pada hampir seluruh sendi kehidupan. Dari soal lingkungan sekitar hingga pola konsumsi serta kesehatan, tidak luput dari pengaruh perubahan iklim.

Dalam masalah kesehatan, salah satunya yang juga dipengaruhi penrubahan iklim adalah kerontokan atau kebotakan lebih awal di kalangan pria.

Rambut botak pada usia lebih dini, ternyata bukan hanya sekadar salah sampo atau kurang perawatan. Sebab penelitian justru mengaitkan hal ini dengan perubahan iklim..

Para ahli telah memperingatkan bahwa perubahan iklim juga dapat melukai rambut Anda. Perubahan iklim menyebabkan kerontokan rambut. Panas ekstrem, kelembaban, dan polusi udara, semua faktor yang terkait dengan krisis iklim, memiliki beberapa efek pada kualitas rambut dan kulit.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

“Panas yang ekstrem telah terbukti mengubah struktur protein yang membentuk rambut dan merusak kutikula,” kata ahli rambut di Longevita seperti dilansir dari laman Express, Kamis (7/7/2022).

Selain membuat rambut kering, rapuh, dan mudah patah, rambut bercabang perubahan iklim menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Sedangkan bagi mereka yang hidup dalam kondisi sangat lembab, protein di rambut tidak menyerap molekul air secara merata, sehingga menyebabkan helaian rambut membengkak dan menekuk tidak teratur.

Hal ini menyebabkan rambut keriting dan bahkan bisa membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan.

Ditambah personel soalan polusi yang berasal dari asap mobil diesel dan pembakaran bahan bakar fosil meninggalkan polutan berbahaya di udara. Pada gilirannya juga merusak protein pertumbuhan rambut.

Menurut Longevita, orang-orang di daerah perkotaan sangat rentan karena debu dan polutan menempel di kulit kepala, menyumbat pori-pori dan membuat mereka kekurangan oksigen.

Menurut ahli bedah plastik di Longevita, Prof. Dr Fuat Yuksel,  perubahan iklim berdampak negatif pada kesehatan kulit.

“Iklim yang lebih hangat telah meningkatkan insiden infeksi kulit. Polutan udara juga dapat memicu kondisi kulit seperti eksim dan psoriasis. Ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun seperti lupus eritematosus sistemik,” jelasnya.

 “Semua ini mempengaruhi kulit dan rambut yang menempel,” tambahnya.

Untuk penelitian ini, tim mengekspos sel folikel manusia ke berbagai konsentrasi partikel debu halus dengan diameter 10 mikrometer atau partikel diesel yang lebih kecil dan kecil.

Penelitian, yang didanai oleh perusahaan kosmetik Korea Selatan itu, menemukan bahwa terpapar polutan udara umum mengurangi tingkat empat protein yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan rambut dan retensi rambut.

 “Penelitian kami melihat ilmu bahwa apa yang terjadi ketika sel-sel yang ditemukan di dasar folikel rambut terkena polutan udara umum. Penelitian dilakukan di laboratorium dan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami seberapa cepat hal ini mempengaruhi orang yang secara teratur terpapar polutan dalam kehidupan sehari-hari mereka,” kata Peneliti utama Hyuk Chul Kwok. (Dikutip dari JawaPos.com/tur)

Related Articles

Back to top button