KALTENG.CO-Era kepelatihan Patrick Kluivert di kursi panas Timnas Indonesia secara resmi berakhir pada 16 Oktober 2025. PSSI telah memutuskan kerja sama menyusul kegagalan skuad Garuda di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Keputusan ini memicu spekulasi besar di kalangan penggemar sepak bola Tanah Air, yang kini menantikan siapa figur strategis berikutnya yang akan memimpin Pasukan Merah Putih.
Meskipun rumor kembalinya Shin Tae-yong (STY) sempat mencuat, PSSI kini dihadapkan pada pilihan kritis untuk mencari pelatih yang tidak hanya berpengalaman tetapi juga memiliki rekam jejak mumpuni di tingkat regional maupun internasional.
Mengingat turnamen terdekat adalah Piala AFF 2026—ajang yang sangat didambakan Indonesia setelah tujuh kali runner-up—kriteria pelatih baru haruslah teruji.
Berikut adalah 5 nama pelatih top yang potensial dan dapat dipertimbangkan PSSI sebagai suksesor Patrick Kluivert:
1. Mano Polking: Raja ASEAN yang Haus Gelar
Kewarganegaraan: Brasil/Jerman Kekuatan: Pengalaman mendalam di Asia Tenggara dan mental juara.
Mano Polking, pelatih berdarah Brasil-Jerman, adalah kandidat yang paling mengenal medan persaingan di kawasan ASEAN. Rekam jejaknya mencakup dua gelar juara Piala AFF (2020 dan 2022) bersama Timnas Thailand, salah satunya diraih dengan mengalahkan Indonesia di final, yang kala itu dilatih Shin Tae-yong.
Pengalaman Polking dalam meracik strategi turnamen jangka pendek, seperti Piala AFF, menjadi nilai jual utama. Kehadirannya dapat memberikan stabilitas dan mental juara yang sangat dibutuhkan Timnas Indonesia untuk mengakhiri puasa gelar di ajang regional.
2. Jesus Casas: Taktisi Spanyol dengan Bukti di Kualifikasi Dunia
Kewarganegaraan: Spanyol Kekuatan: Latar belakang kepelatihan kelas Eropa dan pemahaman mendalam tentang sepak bola Asia.
Nama Jesus Casas, mantan pelatih Timnas Irak, menjadi favorit di kalangan penggemar Indonesia. Casas adalah arsitek di balik dua kekalahan Timnas Indonesia saat bersua Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Piala Asia 2023. Gaya kepelatihannya dinilai modern, terstruktur, dan mampu memanfaatkan kelemahan lawan secara efektif.
Rekam jejak Casas sangat mentereng, termasuk pengalaman sebagai pemandu bakat di Barcelona, asisten pelatih di Tim Nasional Spanyol, hingga menjadi staf pelatih di klub Liga Inggris Watford. Pengalamannya ini diharapkan dapat mentransformasi gaya bermain Timnas Indonesia menjadi lebih taktis dan world-class.
3. Mark van Bommel: Meneruskan Warisan Total Football
Kewarganegaraan: Belanda Kekuatan: Reputasi pemain legendaris dan koleksi gelar manajerial di Belgia.
Jika PSSI ingin mempertahankan legacy kepelatihan Belanda yang sempat dibawa oleh Kluivert, Mark van Bommel adalah opsi paling logis. Sebagai runner-up Piala Dunia 2010 bersama Belanda dan mantan gelandang Barcelona serta Bayern Munich, karismanya tak diragukan.
Di kursi manajer, Van Bommel telah menunjukkan kapasitasnya dengan membawa Royal Antwerp meraih gelar Liga Belgia, Piala Belgia, dan Piala Super Belgia. Kehadirannya bisa menjembatani filosofi sepak bola modern Belanda dengan kebutuhan Timnas Indonesia.
4. Philip Cocu: Pengalaman Juara di Eredivisie
Kewarganegaraan: Belanda Kekuatan: Konsistensi dalam meraih gelar liga domestik Eropa.
Philip Cocu adalah legenda Belanda lain yang dapat menjadi alternatif. Cocu memiliki pengalaman panjang dan sukses di kasta tertinggi Liga Belanda (Eredivisie) bersama PSV Eindhoven. Selama lima tahun masa kepelatihannya di PSV, Cocu sukses mengoleksi tiga gelar juara Eredivisie.
Meskipun terakhir kali melatih Vitesse Arnhem pada 2023, pengalamannya dalam membangun skuad yang dominan dan kompetitif di Eropa dapat menjadi aset berharga untuk membangun struktur timnas yang kokoh.
5. Timur Kapadze: Arsitek Sejarah Uzbekistan
Kewarganegaraan: Uzbekistan Kekuatan: Prestasi bersejarah meloloskan Uzbekistan ke Piala Dunia.
Nama Timur Kapadze mencuat sebagai kandidat potensial dari Asia Tengah. Kapadze adalah sosok yang berhasil membawa Timnas Uzbekistan mencatatkan sejarah dengan untuk pertama kalinya lolos ke Piala Dunia 2026.
Selain sukses di timnas senior, Kapadze juga membuktikan kepiawaiannya di level kelompok umur, termasuk saat membawa Timnas U-23 Uzbekistan menjadi runner-up Piala Asia U-23 2024. Kapadze menawarkan perspektif dan track record kesuksesan yang sangat segar dan relevan di kancah persaingan Asia.
PSSI kini berada di persimpangan jalan. Keputusan untuk memilih pelatih baru akan menentukan arah Timnas Indonesia, baik dalam ambisi meraih gelar Piala AFF 2026 maupun dalam menaikkan standar permainan di kancah internasional. (*/tur)




