ALERT! Pemanasan Global Meningkat Semakin Cepat, Anggaran Karbon Hampir Habis

KALTENG.CO-Makhluk hidup di muka bumi perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya pemanasan global. Pasalnya, dalam beberapa tahun belakangan dilaporkan suhu bumi cenderung mengalami peningkatan yang semakin cepat.
Pada tahun 2023 ini tercatat kenaikan suhu bumi lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, tidak pernah terjadi dalam sejarah panjang peradaban manusia modern.
Kondisi ini diperparah lagi dengan semakin berkurangnya anggaran karbon yang tersedia. Hal ini dipicu dengan laju deforestasi dan alih fungsi hutan yang tidak terkendali.
Pemanasan global selalu menjadi isu yang selalu hangat untuk diangkat, khususnya oleh pemerhati lingkungan.
Apalagi, dampak pemanasan global pasti dirasakan oleh semua makhluk hidup yang ada di bumi. Penelitian tentang pemanasan global selalu dilakukan oleh para ilmuwan.
Hasil riset terbaru mengungkapkan bahwa pemanasan global yang sedang terjadi, bahkan semangkin meningkat dan lebih cepat dari yang diketahui saat ini.
Dilansir dari The Guardian, pesatnya pemanasan global itu terungkap berdasarkan penelitian yang dipimpin oleh James Hansen, ilmuwan AS yang pertama kali mengingatkan dunia akan efek rumah kaca.
Iklim bumi menjadi lebih sensitif dan mengakibatkan suhu bumi semakin naik.
Akibat dari pemanasan global, suhu bumi pada tahun 2020 naik menjadi 1,5 derajat Celcius lebih panas dibandingkan sebelum terjadinya pemanasan global.
Percepatan pemanasan global yang mengkhawatirkan ini berarti dunia telah melanggar ambang batas 1,5 derajat Celcius yang disepakati secara internasional yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris.
“Kita akan menjadi ilmuwan yang bodoh dan buruk, jika kita tidak dapat memperkirakan percepatan pemanasan global,” kata Hansen.
Persoalan tentang laju pemanasan global telah menjadi perdebatan sengit di kalangan ilmuwan tahun ini, di tengah suhu yang memecahkan rekor selama berbulan-bulan.
Hansen menunjukkan ketidakseimbangan antara energi yang masuk dari matahari melawan energi yang keluar dari Bumi.
Peningkatan yang signifikan itu terjadi hampir dua kali lipat selama satu dekade terakhir.
Ia memperingatkan bahwa peningkatan suhu tersebut, dapat mengakibatkan bencana kenaikan permukaan laut bagi kota-kota pesisir di dunia.
Hasil penelitian Hansen dan para ilmuwan lainnya menyatakan bahwa ketidakseimbangan dan perubahan iklim bumi yang tidak menentu akan mengurangi jumlah partikel belerang di udara.
Hal tersebut yang menyebabkan peningkatan pemanasan global terjadi secara masif. Untuk mengatasi krisis ini, Hansen dan rekan-rekannya menganjurkan pajak karbon global.
Bahkan ia memberikan satu solusi yang lebih kontroversial, yaitu upaya secara sengaja menyemprotkan belerang ke atmosfer untuk mengalihkan panas dari planet ini dan secara artifisial menurunkan suhu bumi.
Tahun ini hampir dipastikan menjadi tahun dengan suhu terpanas yang pernah tercatat, sebuah laporan menemukan bahwa anggaran karbon untuk membatasi pemanasan dunia kini hampir habis, karena terus berlanjutnya pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan. (*/tur)

