KALTENG.CO-Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menunjukkan sisi diplomasi yang unik dan hangat dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Korea (Korsel), Lee Jae-myung, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025, pada Sabtu (1/11/2025).
Pertemuan yang berlangsung di Gyeongju ini tidak hanya membahas isu-isu strategis kenegaraan, tetapi juga diselingi apresiasi tulus terhadap fenomena budaya yang mendunia: K-Pop.
Gaya komunikasi yang santai namun berkesan ini memperkuat fondasi persahabatan antara Jakarta dan Seoul, sekaligus menjadi sorotan utama media internasional.
Apresiasi K-Pop sebagai ‘Penakluk Dunia’
Dalam suasana penuh keakraban, Presiden Prabowo secara khusus menyampaikan pujiannya terhadap kekuatan budaya Korea Selatan. Kekuatan ini, menurut Prabowo, telah berhasil “menaklukkan dunia,” terutama melalui gelombang musik dan tarian K-Pop yang sangat digemari oleh generasi muda di Indonesia.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas jamuan makan malam gala yang indah tadi malam. Acara tersebut sangat menarik, dan saya pikir Korea akan menaklukkan dunia dengan musik dan tarian Anda. Semua anak muda Indonesia tergila-gila dengan K-Pop,” ujar Presiden Prabowo dengan nada penuh antusiasme.
Pernyataan ini tidak hanya menjadi pembuka percakapan yang cair, tetapi juga merupakan pengakuan resmi dari Kepala Negara terhadap pengaruh global Korean Wave. Sambutan hangat ini langsung disambut tawa dan tepuk tangan meriah dari Presiden Lee dan para delegasi Korsel, mencerminkan keberhasilan diplomasi berbasis budaya (cultural diplomacy) yang efektif.
Memuji Efisiensi Penyelenggaraan KTT APEC
Selain memuji budaya, Presiden Prabowo juga memberikan apresiasi tinggi terhadap kualitas kepemimpinan Korsel sebagai tuan rumah KTT APEC 2025. Menurutnya, penyelenggaraan forum ekonomi terbesar di Asia-Pasifik ini berlangsung dengan sangat rapi dan efisien.
“Saya ingin menyampaikan selamat atas kepemimpinan Anda dalam penyelenggaraan APEC. Acara ini sangat terorganisasi dengan baik, sangat efisien, dan selalu tepat waktu, tepat sampai pada menitnya,” puji Prabowo.
Pengakuan atas kepemimpinan dan profesionalisme ini tentu menjadi nilai tambah yang signifikan bagi citra Korsel di mata pemimpin dunia, dan menunjukkan bahwa apresiasi Prabowo tidak hanya terbatas pada sektor budaya, melainkan juga pada kualitas kerja.
Memperkuat Kemitraan Strategis: Ekonomi, Investasi, dan Pertahanan
Di balik kehangatan diplomasi budaya, pertemuan bilateral kedua pemimpin negara ini juga berfokus pada agenda-agenda strategis yang lebih substantif. Indonesia dan Korea Selatan sepakat untuk melanjutkan penguatan kerja sama di berbagai bidang penting, antara lain:
- Investasi dan Ekonomi: Korsel telah lama menjadi mitra ekonomi yang sangat penting bagi Indonesia. Komitmen untuk mempererat hubungan ini ditegaskan kembali demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
- Proyek Pertahanan: Kedua negara meninjau kelanjutan proyek pertahanan strategis, termasuk kolaborasi dalam pengembangan pesawat tempur. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan dan kemitraan yang mendalam di sektor keamanan.
Presiden Prabowo menekankan pentingnya hubungan erat yang telah terjalin lama. “Hubungan antara kedua negara kita selama ini sangat baik. Korsel merupakan mitra yang sangat penting bagi kami dalam kerja sama ekonomi, dan secara keseluruhan hubungan antara pemerintah kita juga berjalan dengan sangat baik,” tegasnya.
Diplomasi yang Melibatkan Hati
Gaya diplomasi Presiden Prabowo Subianto di KTT APEC 2025 ini memberikan pelajaran berharga: komunikasi antarnegara tidak harus selalu kaku dan formal. Dengan menggunakan jembatan budaya populer seperti K-Pop—sebuah fenomena yang relevan dan mendunia—Prabowo berhasil membangun kedekatan emosional, menciptakan suasana yang kondusif, dan pada akhirnya, memperlancar pembahasan isu-isu strategis yang lebih berat.
Ini adalah perpaduan efektif antara soft power budaya dan agenda hard power pertahanan dan ekonomi, yang menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat hubungan eratnya dengan Korea Selatan sebagai mitra strategis global. (*/tur)




