Sementara itu, gelombang panas yang terjadi di banyak negara tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Eropa menjadi salah satu yang terparah. Puncak panas diperkirakan terjadi di Pulau Sardinia dan Sisilia, Italia.
Suhu di dua wilayah itu mungkin bisa melampaui rekor terpanas Eropa pada Agustus 2021 yang mencapai 48,8 derajat Celsius. ”Intensitas peristiwa ini akan terus meningkat dan dunia perlu bersiap menghadapi gelombang panas yang lebih tinggi,” ujar penasihat senior untuk suhu ekstrem di Badan Meteorologi Dunia (WMO) PBP John Nairn seperti dikutip Agence France-Presse.
Suhu panas di Benua Biru bakal mencapai puncaknya pada 19–23 Juli ini. Suhu yang ekstrem itu memicu kebakaran di berbagai wilayah. Salah satu yang terparah di Yunani dan Spanyol.
Di Loutraki, sebelah barat Athena, sekitar 1.200 anak-anak terpaksa dievakuasi dari kamp musim panas karena kebakaran hutan sudah mendekati lokasi acara. Di La Palma, Spanyol, api telah membakar lebih dari 3.500 hektare lahan, 20 rumah dan gedung, serta memaksa 4 ribu penduduk mengungsi.
Di Italia, otoritas kesehatan mengeluarkan peringatan bahaya di 20 kota pada Senin (17/7). Hal serupa terjadi di Jepang. Kementerian Lingkungan dan Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan kemungkinan terjadinya heatstroke atau sengatan panas di 32 dari 47 prefektur, termasuk di Tokyo, Aichi, dan Osaka. Setidaknya sudah ada 60 orang di Jepang yang dilaporkan masuk rumah sakit karena sengatan panas tersebut. Kemarin (18/7/2023) suhu tertinggi tercatat di Kota Saitama dengan 39 derajat Celsius.
Di Tiongkok, suhu di Desa Sanbao, Xinjiang, mencapai 52,2 derajat Celsius. Itu memecahkan rekor yang tercatat di negara tersebut enam tahun lalu, yaitu 50,6 derajat Celsius.
Sama seperti negara lainnya, AS juga mencatat rekor suhu yang meningkat. (*/tur)