Apakah Kebiasaan Ngutil itu Penyakit? Ini Ciri dan Cara mengobati Kleptomania
KALTENG.CO-Fenomena ngutil sering kali dikaitkan dengan kleptomania. Tertangkapnya seorang ibu-ibu yang mengutil cokelat di sebuah swalayan adalah salah satu contohnya.
Sadarkah pelakunya itu? Sehingga, harus diproses secara hukum atas perbuatanya. Ataukah mengutil itu dilakukannya tanpa sadar? Dalam teori psikologi ini dianggap sebagai penyakit kejiwaan atau kleptomania.
Kleptomania ditandai dengan adanya dorongan yang tidak tertahankan untuk mencuri barang. Langkah penanganan pun diperlukan untuk mengendalikan perilaku ini. Dengan demikian, penderitanya dapat terhindar dari bahaya dan jeratan hukum.
Bagi seorang Kleptomania tindakan mencuri bukan karena mereka membutuhkan atau menginginkan barang tersebut, melainkan karena mereka tidak mampu menahan keinginan untuk mencuri. Barang yang dicuri pun sebenarnya mampu mereka beli sendiri atau bahkan tidak memiliki nilai ekonomi sama sekali.
Kleptomania sendiri tergolong sebagai gangguan mental yang dipicu oleh masalah emosional atau kontrol diri. Orang yang memiliki gangguan kontrol impuls seperti ini akan sulit menahan godaan atau dorongan untuk melakukan tindakan yang berbahaya.
Tanda-Tanda Kleptomania
Dikutip dari alodokter.com, seseorang dapat dikatakan kleptomania bila memiliki tanda-tanda berikut ini:
- Mencuri di mana saja
Keinginan tak tertahankan untuk mencuri dapat dilakukan di mana saja. Biasanya, seorang kleptomania mencuri di lokasi ramai seperti supermarket atau toko. Namun, tak jarang mereka juga bisa mencuri di tempat pribadi, seperti rumah teman atau kerabat.
- Merasakan ketegangan yang meningkat sebelum mencuri
Sebelum mencuri, penderita kleptomania biasanya merasakan ketegangan yang begitu hebat. Rasa tegang yang hadir ini berkaitan dengan gangguan kontrol impuls yang tak terkendali.
- Merasa lega dan senang setelah mencuri
Seorang kleptomania akan merasa lega, senang, atau bahkan puas setelah mencuri suatu barang. Namun, mereka juga akan langsung merasa malu, bersalah, menyesal, benci pada diri sendiri, atau muncul rasa takut akan ditangkap.
- Tidak pernah menggunakan barang-barang yang dicuri
Barang-barang yang dicuri oleh seorang kleptomania sering kali hanya diletakkan, disimpan, atau diberikan lagi pada orang lain. Bahkan, tak jarang barang curian tersebut dikembalikan kepada pemiliknya secara diam-diam.
- Memiliki dorongan mencuri yang hilang dan timbul
Dorongan untuk mencuri pada penderita kleptomania dapat datang dan pergi. Pencurian juga bisa terjadi dengan intensitas yang lebih besar atau lebih kecil dari waktu ke waktu. Selain itu, pencurian yang dilakukan penderita kleptomania tidak didasarkan alasan halusinasi, delusi, marah, atau balas dendam.
Penyebab kleptomania belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terkait dengan faktor genetik dan gangguan keseimbangan hormon di otak, yaitu hormon serotin dan hormone dopamin.
Bahkan, penderita kleptomania terkadang juga memiliki gangguan kejiwaan lain, seperti depresi, rasa cemas berlebihan, gangguan kepribadian, gangguan suasana hati, atau gangguan pola makan.
Cara Mengatasi Kleptomania
Kleptomania merupakan gangguan mental yang tidak dapat dianggap remeh. Jika dibiarkan tanpa penanganan, kleptomania dapat menimbulkan penderitaan bagi penderita maupun keluarganya.
Sebagian penderita kleptomania menahan rasa malu akibat gangguan tersebut. Bahkan, mereka takut jika nantinya akan ditangkap dan dipenjara sehingga tidak berani mencari bantuan profesional.
Hingga kini, belum ada obat khusus yang mampu menyembuhkan kleptomania. Namun, penanganan dengan psikoterapi dan obat dapat menekan dorongan untuk mencuri pada penderita kleptomania.
Terapi yang dilakukan untuk penderita kleptomania umumnya ditujukan untuk mengetahui permasalahan psikologis yang menjadi pemicunya. Jenis terapi yang bisa digunakan untuk mengatasi kleptomania meliputi:
- Terapi prilaku kognitif
- Terapi konseling keluarga
- Psikodinamik
- Terapi modifikasi perilaku
Biasanya, terapi-terapi tersebut dapat dilakukan secara personal maupun berkelompok.
Selain terapi, serangkaian obat juga diberikan untuk melengkapi terapi psikologis bagi penderita kleptomania. Obat yang digunakan meliputi fluvoxamine, paroxetine, dan sertraline, yang dapat meningkatkan hormon serotonin pada otak. (jpc/tur)