BeritaNASIONALUtama

Balada Guru Honorer, ISPI Prihatin Dengan Ketidakjelasan Status

JAKARTA,Kalteng.co – Nasib guru honorer di negeri ini benar-benar menjadi balada. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) mengaku prihatin atas ketidakjelasan status para guru honorer dalam dunia pendidikan Indonesia.

Hingga saat ini permasalahan guru honorer masih menjadi salah satu persoalan yang belum terselesaikan.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

“Persoalan adalah ketidakjelasan status guru honorer, di sebut PNS belum, di sebut PPPK juga belum, di sebut guru menurut UU Sisdiknas belum terpenuhi karena belum PPG. Jadi betapa status guru honorer itu semacam di lema, di gantung,” jelas Pengurus Bidang Hukum dan Advokasi PP ISPI Cecep Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi X DPR RI secara daring, Rabu (16/5/2021).

Begitu pun jaminan kesejahteraan, para guru honorer biasanya mendapatkan bayaran yang rendah. Tidak peduli berapa mata pelajaran yang di pegang guru honorer, gaji mereka tetap tidak sepadan dengan apa yang di berikan.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

“Soal gaji kecil, ngajar banyak pun honor segitu juga,” tambahnya.

Kemudian, mereka juga harus mendapatkan perlindungan oleh pemerintah. Sebab, mereka yang belum memiliki kejelasan status, sulit mendapar perlindungan hukum. “Memang ini harus menjadi PR besar,” imbuhnya.

Dari persoalan ini, yang paling penting adalah pemerintah belum sepenuhnya memiliki grand desain perlindungan guru, baik dari sisi pemetaan, jumlah hingga kebutuhan. Hal ini perlu di lakukan agar tidak terjadi krisis guru di masa mendatang.

“Lalu jaminan kepastian jenjang karir, sudah kesejahteraan sulit, status lemah dan perlindungan hukum tidak jelas, guru honorer tidak ada kepastiannya, kemudian kualitas komptensinya, umumnya di adakan diklat adalah yang status ASN, sementara guru honorer jarang sekali di libatkan,” terangnya.

Selain itu, pihaknya juga mengharapkan para Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) mencetak lulusan yang memiliki kualitas unggul.

“Kami juga mempertanyakan kualitas penghasil GTK, mudah-mudahan LPTK menghasilkan guru berkualitas, ini harus di dorong lagi pada pengembangan LPTK oleh pemerintah,” tegasnya. (tur)

Related Articles

Back to top button