BeritaHukum Dan KriminalUtama

BBM Naik,Harga Bahan Bangunan Semakin Semakin Mahal

Biaya Operasional Makin Bengkak

Edy yang merupakan sopir truk pengangkut pasir menerangkan, saat ini harga angkut pasir pasang dari Km 45 ke konsumen dalam wilayah kota berkisar Rp800 ribu per rit atau per satu truk. Sedangkan untuk harga tanah uruk sekitar Rp400 ribu.

“Itu harga standar, sebenarnya bisa 700 ribu kalau lokasi antarannya dekat, tapi kalau jauh seperti ke wilayah Kalampangan, biayanya bisa sejuta,” ujar Edy. Edy menyebut, naiknya harga pasir pasang dan tanah uruk dikarenakan melonjaknnya harga solar yang merupakan bahan bakar truk.

“Kami ngambil pasirnya di pal 45, paling tidak butuh BBM sekitar 15 liter, tinggal dikalikan saja dengan harga Dexlite di SPBU sekarang,” ujar Edy sembari menyebut bahwa harga BBM Dexlite di SPBU saat ini Rp15.350/liter. Dia menambahkan, biaya operasional makin bengkak jika sopir terpaksa membeli Dexlite secara eceran.

Pria yang mengaku sudah 20 tahun bekerja sebagai sopir truk itu menyebut bahwa BBM solar bersubsidi sangat sulit didapatkan saat ini. “Sekarang ini sulit cari solar bersubsidi, di mana-mana tidak ada yang jual, kalaupun ada, harganya hampir sama dengan harga Dexlite, jadi saya memilih pakai Dexlite saja,” ujarnya.

Edy menyadari bahwa kenaikan harga jual pasir pasang dan tanah uruk akan memberatkan konsumen. Tak sedikit konsumen yang terkejut saat mendengar harga material pasir pasang ataupun pasir uruk saat ini. Bahkan tak jarang terjadi perdebatan dengan konsumen perihal harga jual material yang di anggap terlalu mahal.

“Kami juga tidak bisa berbuat banyak, pokoknya minyak naik, harga material kami naikkan, kalau konsumen bisa paham, kami anterin, kalau tidak, ya tidak apaapa,” ujarnya. Jika kondisi ini terus bertahan,
Edy memperkirakan harga material di wilayah Kota Palangka Raya bisa mencapai jutaan rupiah.

Edy mengakui bahwa meningkatnya harga jual material berdampak pada berkurangnya permintaan dari konsumen. “Kalau menurut saya, yang paling terpukul adalah perusahaan konstruksi atau developer, karena harga material seperti pasir sudah di tetapkan harganya sekian, tapi malah sekarang harganya naik
tinggi, pasti bikin pusing,” ujarnya.

Edy menambahkan, saat ini para sopir truk pengangkut material cukup dilema. “Sekarang ini keuntungan mengangkut bahan material sangat sedikit, enggak seperti dulu, itu juga masih belum di potong dengan biaya untuk perbaikan truk dan pembelian onderdil,” ujarnya.

https://kalteng.co
Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button