BeritaFAMILYHIBURANMETROPOLIS

Bernadya Dituding Plagiat: Antara Inspirasi dan Tuduhan Menjiplak Karya Taylor Swift & Olivia Rodrigo

KALTENG.CO-Siapa yang tak mengenal Bernadya, musisi muda berbakat yang namanya langsung meroket lewat lagu hits “Satu Bulan“?

Bernadya Ribka Jayakusuma, atau akrab disapa Bernadya, menjadi salah satu pendatang baru paling bersinar di industri musik Tanah Air.

Perjalanan karirnya dimulai dari panggung ajang pencarian bakat The Voice Kids Indonesia pada tahun 2016. Setelah itu, bakatnya terus terasah hingga akhirnya ia merilis album debutnya yang bertajuk “Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan” pada tahun 2024.

Di usianya yang baru menginjak 21 tahun, segudang prestasi skala nasional telah berhasil ia raih. Bernadya menyabet penghargaan bergengsi seperti Pencipta Lagu Pop Terbaik, Album Terbaik-Terbaik, dan Album Pop Terbaik dari ajang Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards).

Tak hanya itu, ia juga berhasil membawa pulang penghargaan dari Indonesian Music Awards (IMA), Spotify Wrapped Live Indonesia, hingga TikTok Awards Indonesia, membuktikan popularitas dan kualitas karyanya di mata industri dan pendengar.

Namun, di tengah gemilangnya karir, Bernadya baru-baru ini diterpa badai komentar negatif dari warganet, terutama di platform X (dulu Twitter). Gelombang kritik ini bermula dari sebuah unggahan akun @IndoPopBase pada tanggal 12 Mei 2025. Akun tersebut memancing opini publik dengan cuitan kontroversial bertajuk “Give an unpopular opinion on these Indonesian artists.

Cuitan ini bertujuan untuk mengumpulkan opini-opini yang tidak lazim atau berbeda mengenai berbagai artis Indonesia. Dari sekian banyak nama yang disebut, nama Bernadya menjadi salah satu yang paling banyak menuai tanggapan pedas.

Salah satu komentar yang cukup menohok datang dari akun X dengan username @flickereid. Akun tersebut memberikan opininya mengenai Bernadya yang diduga telah menerjemahkan lirik lagu “August” milik penyanyi internasional Taylor Swift ke dalam karyanya.

Tak hanya itu, tuduhan serupa juga dilontarkan oleh akun dengan username @seka1la. Dalam cuitannya, ia bahkan menuduh Bernadya melakukan plagiarisme terhadap lagu “enough for you” dari penyanyi Olivia Rodrigo.

“@seka1la: Bener deh dengerin lagu bernadya gue menyadari berapa lirik tuh highly reference to Taylor Swift dan Olivia Rodrigo. kayak, HIGHLY, cuma diubah jadi bahasa Indonesia aja.” tulisnya.

Menanggapi derasnya komentar negatif yang membanjiri media sosialnya, Bernadya pun tak tinggal diam. Ia langsung memberikan klarifikasi melalui akun Twitter pribadinya @bearnotber pada tanggal 13 Mei 2025.

“@bearnotber: cape-cape mikir lirik lagu terus dibilang hanya menerjemahkan dari lagu musisi luar terus tinggal bikin nadanya. ga munafik, ada kok beberapa karyaku yang musik atau liriknya terinspirasi dari musisi lain, tapi aku sangat terbuka tentang itu (siapa dan apa referensinya).” cuit Bernadya.

Dalam pembelaannya, Bernadya mengakui bahwa ada beberapa karyanya yang terinspirasi dari musisi lain, baik dari segi musik maupun lirik. Namun, ia menegaskan bahwa dirinya selalu terbuka mengenai referensi tersebut. Ia juga menyayangkan tuduhan yang seolah-olah meremehkan usahanya dalam menciptakan lagu.

Di tengah kontroversi yang sedang berlangsung, Bernadya ternyata masih mendapatkan dukungan yang signifikan dari para penggemar dan warganet lainnya. Banyak dari mereka yang memberikan semangat dan membela sang artis dari tuduhan plagiarisme tersebut.

Salah satu dukungan datang dari akun @voyagesouls yang menulis, “tapi gue sbg perempuan juga pernah di fase ini, kaya semua perempuan psti pernah ngerasain ini ga sih? ga cuma taylor, olivia jd klo bernadya nulis lirik ini ya relate aja di dia”. Komentar ini menunjukkan bahwa banyak pendengar yang merasa relate dengan tema dan emosi yang diangkat dalam lirik lagu Bernadya, terlepas dari adanya kemiripan dengan karya musisi lain.

Kontroversi ini memunculkan beberapa pertanyaan penting:

  • Apa perbedaan antara inspirasi dan plagiarisme dalam dunia musik? Batasan ini seringkali kabur dan menjadi perdebatan sengit.
  • Seberapa besar pengaruh musisi idola dapat diterima dalam karya seorang seniman? Apakah “highly reference” termasuk dalam kategori plagiat?
  • Bagaimana seharusnya seorang musisi merespons tuduhan plagiarisme dari publik? Transparansi dan klarifikasi seperti yang dilakukan Bernadya menjadi salah satu cara.
  • Bagaimana peran pendengar dalam menyikapi isu подобное ini? Dukungan dan opini yang membangun tentu lebih baik daripada hujatan tanpa dasar.

Kasus yang dialami Bernadya ini menjadi pelajaran berharga bagi para musisi, terutama pendatang baru, mengenai pentingnya orisinalitas dalam berkarya dan bagaimana menghadapi kritik dari publik.

Sementara itu, para pendengar juga diharapkan lebih bijak dalam memberikan penilaian dan tidak terburu-buru menjatuhkan vonis. Kita tunggu saja bagaimana perkembangan karir Bernadya selanjutnya di tengah kontroversi yang sedang bergulir ini. (*/tur)

Related Articles

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co
Back to top button