BPBD Kalteng Siap Hadapi Musim Kemarau, Waspadai Ancaman Karhutla dan Kekeringan

PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Menyikapi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kekeringan pada musim kemarau mendatang, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar Rapat Di seminasi Prediksi Musim Kemarau secara daring, Senin (19/5/2025).
Rapat ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh pihak, baik pemerintah daerah, instansi terkait, maupun masyarakat, dalam menghadapi ancaman bencana yang di prediksi mulai terjadi pada pertengahan tahun ini.
Berdasarkan data dari BMKG Kalimantan Tengah, musim kemarau di perkirakan mulai memasuki wilayah Kalteng pada dasarian kedua Juni 2025 (sekitar 11 Juni), dan akan meluas ke seluruh provinsi pada dasarian kedua Juli (sekitar 11 Juli 2025).
Kepala Pelaksana BPBD Kalteng, Ahmad Toyib, menekankan pentingnya menjadikan prakiraan cuaca dari BMKG sebagai peringatan dini untuk mencegah terjadinya bencana skala besar.
“Kesiapsiagaan semua pihak sangat penting untuk mencegah karhutla dan dampak buruknya terhadap lingkungan serta kesehatan masyarakat. Mari wujudkan Kalteng bebas kabut asap, karhutla terkendali, masyarakat sejahtera, demi mendukung Kalteng Berkah dan Kalteng Maju,” ujarnya.
87 Kecamatan Tergolong Berisiko Tinggi
Toyib menjelaskan, Kalimantan Tengah memiliki luas wilayah sekitar 15,3 juta hektare, dengan 77,7 persen berupa kawasan hutan dan 16,6 persen atau sekitar 2,5 juta hektare merupakan lahan gambut. Kondisi ini membuat Kalteng tergolong rawan karhutla hampir di seluruh wilayahnya.
“Dari total 136 kecamatan di Kalteng, sebanyak 87 kecamatan tergolong berisiko tinggi terhadap kebakaran hutan dan lahan. Ini angka yang signifikan dan harus kita hadapi dengan kesiapan penuh,” tambahnya.
Sepanjang tahun 2024, total luas karhutla di Kalimantan Tengah tercatat 11.459,89 hektare, menempatkan provinsi ini di peringkat ke-10 nasional. Meski hanya mencakup sekitar 0,07 persen dari total wilayah, Toyib menegaskan bahwa dampaknya tetap besar dan memerlukan langkah pencegahan yang serius.
Dalam rapat tersebut, ia juga menyoroti pentingnya manajemen tata air dan pembasahan lahan, khususnya di wilayah gambut dan area rawan terbakar. Ia mendorong instansi teknis segera menyusun dan melaksanakan strategi mitigasi yang terarah.
Toyib turut mengimbau pemerintah kabupaten dan kota se-Kalimantan Tengah untuk segera menetapkan status siaga darurat apabila situasi mengharuskan. Penetapan tersebut dapat menjadi dasar bagi pemerintah provinsi untuk menetapkan status serupa di tingkat wilayah.
“Kalau kita bisa deteksi sejak dini, kita juga bisa padamkan sejak dini. Jangan biarkan api membesar. Mari bersama jaga hutan dan lahan kita demi masa depan yang lebih sehat dan aman,” pungkasnya. (pra)
EDITOR : TOPAN