Burung Enggang Endemik Kalimantan: Simbol Keberlanjutan Indonesia di Panggung Dunia COP 29
KALTENG.CO-Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga keberlanjutan lingkungan global dengan mengangkat ikonik burung Enggang dalam partisipasinya di Conference of the Parties (COP) 29 di Baku, Azerbaijan.
Burung enggang, yang merupakan spesies endemik Kalimantan, dipilih sebagai simbol yang mewakili upaya pelestarian keanekaragaman hayati dan hutan Indonesia.
Dalam Paviliun Indonesia di COP 29, gambar burung Enggang yang megah terpampang jelas, menjadi pusat perhatian pengunjung dari berbagai negara. Pilihan burung Enggang sebagai ikon bukan tanpa alasan.
Burung enggang memiliki peran ekologis yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan hujan tropis. Sebagai spesies kunci, keberadaan burung enggang mencerminkan kesehatan hutan dan keanekaragaman hayati di dalamnya.
Pesan di Balik Enggang
Dengan mengangkat burung Enggang sebagai ikon, Indonesia ingin menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya melestarikan hutan dan keanekaragaman hayati sebagai solusi dalam menghadapi perubahan iklim.
Hutan Indonesia, yang merupakan paru-paru dunia, memiliki peran krusial dalam menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Melalui ikon burung Enggang, Indonesia mengajak dunia internasional untuk bersama-sama menjaga kelestarian hutan dan habitat satwa liar.
”Saya mendorong semua pihak untuk terlibat dalam mengatasi masalah kehutanan kita saat ini. Saya percaya bahwa kolaborasi adalah tanggung jawab kita semua, dan dengan kejelasan tujuan, kita dapat melindungi serta melestarikan hutan kita, dan menjadikan kehutanan sebagai sumber kemakmuran bagi generasi mendatang,” ucap Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni pada sambutannya sekaligus membuka Paviliun Indonesia di COP 29, Baku Azerbaijan, Senin (11/11/2024).
Kaitan dengan Komitmen Transisi Energi
Penggunaan ikon burung Enggang juga memiliki kaitan erat dengan komitmen Indonesia dalam melakukan transisi energi menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Pelestarian hutan dan keanekaragaman hayati merupakan bagian integral dari upaya transisi energi, karena hutan berperan penting dalam menyediakan sumber energi terbarukan seperti biomassa dan hidroenergi.
Dengan menjadikan burung Enggang sebagai ikon di COP 29, Indonesia berharap dapat meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati, khususnya di kawasan hutan hujan tropis. Selain itu, diharapkan juga dapat menarik perhatian investor untuk mendukung upaya pelestarian alam dan pengembangan energi bersih di Indonesia. (*/tur)