Dicap “Menyimpang”, Jamaah Penyejuk Qolbu Menentang
Saat Rukiah Ruangan Dalam Kondisi Gelap
“Sebelumnya kami memanggilnya suhu atau guru,” ucap sang sumber seraya menyebut bahwa dahulunya Ahmad Wahyudi merupakan seorang perawat yang pernah bertugas di rumah sakit. Pelayanan yang di berikan kepada masyarakat adalah rukiah.
Sering melakukan rukiah massal. Entah ada izin atau tidak. Namun menurut sumber itu, ada hal yang mengganjal dan tidak bisa di terima logika. Tiap selesai rukiah massal, ada peserta yang menjadi sasaran untuk dilakukan rukiah secara pribadi. Mereka pengikut mengirim pesan melalui ponsel, memberitahukan jika ada gangguan jin atau ada gangguan gaib.
“Saat di rukiah, ruangan dalam kondisi gelap, katanya sih biar lebih konsentrasi,” ujarnya. Menurut pengakuan sumber, ia pernah di suruh untuk memegang kain putih, lalu di berikan kepada suhu sebelum lampu di matikan. Ia juga tak mendengar jelas doa apa yang di bacakan. Kemudian saat lampu di hidupkan kembali, terlihat ada noda merah di kain putih itu.
Ada tiga titik. “Suhu (Wahyudi, red) bilang jika itu besaran dosa riba yang di hitung sejak akil baligh sampai tua ini,” ucapnya. Besarnya berapa? “Besarannya berupa rupiah. Saat itu saya keluar nominal di atas Rp30 juta. Dan apabila mau menghapusnya bisa di serahkan melalui dia (Wahyudi, red) dan di salurkan kepada orang yang kurang mampu,” bebernya.
“Ada juta teman-teman saya yang sampai ratusan juta. Dulu orangnya kaya, sekarang hidupnya jauh dari kata kaya. Habis hartanya,” tuturnya. Sejak itu ia tak mengiyakan lagi. Berkonsultasi dengan keluarga. Juga melihat video-video di kanal YouTube yang membahas soal perhitungan dosa riba. Tak ada yang menyebut dosa riba bisa di tebus dengan uang.