Dicap “Menyimpang”, Jamaah Penyejuk Qolbu Menentang
JPQ Palangka Raya Menyangkal Semua Yang Di Tuduhkan
Selang tiga hari, tim pun mendatangi markas JPQ Palangka Raya. Di terima oleh Humas JPQ Palangka Raya, Wawan. Ia mempersilakan untuk duduk di lantai teras aula rukiah, yang dahulu merupakan musala.
Sambil duduk bersila, wartawan menyampaikan maksud dan tujuan. Sekitar lima menit kemudian, datanglah Sekretaris Umum JPQ Palangka Raya Rudi Ahmadi dengan mengendarai sepeda motor. Kemejanya sedikit basah karena kehujanan. Rudi dan Wawan menyambut dengan ramah.
Mereka tampak senang mendengar maksud kedatangan ke markas mereka. Bagi mereka, kedatangan wartawan untuk klarifikasi di harapkan bisa menjawab isu aliran “menyimpang” yang selama ini di cap oleh orangorang yang menurut mereka sebagai “barisan sakit hati”. Rudi menjawab satu per satu pertanyaan secara detail.
Secara keseluruhan, JPQ Palangka Raya menyangkal dan menentang semua yang di tuduhkan. Pertama, terkait perhitungan dosa riba bisa di tebus dengan uang. Rudi dengan lantang menentang. Rudi juga membantah adanya praktik memperdaya pasien dengan prediksi nahas dan menghapus nahas dengan sejumlah uang.
“Tidak benar itu mas,” ucapnya. Proses penyembuhan di JPQ melalui metode rukiah tanpa di pungut biaya. JPQ Palangka Raya tidak berorientasi pada uang. Membantu orang dengan menggunakan uang yang terkumpul dari anggota. JPQ berhaluan ahlussunnah wal jamaah.
“Kalau pasien kita merasa tertipu, mereka enggak akan kembali untuk minta di rukiah lagi,” tambahnya. Terkait gelar syekh yang melekat di guru besar Ahmad Wahyudi, merupakan pemberian langsung ulama yang menjadi panutan dan sandaran JPQ, yakni KH Ahmad Sanusi Ibrahim atau Guru Jaro pada 2019 lalu.