Duduk Terlalu Lama? Waspada “Sitting Disease” yang Ancam Generasi Muda
KALTENG.CO-Peringatan serius dari dokter spesialis jantung! Duduk terlalu lama atau sitting disease ternyata lebih berbahaya daripada merokok dan menjadi ancaman serius bagi generasi muda. Kenali risiko dan cara mencegahnya untuk hidup lebih sehat.
Dalam era digital yang serba cepat, gaya hidup sedentary semakin menjamur. Banyak orang, terutama generasi muda, menghabiskan waktu berjam-jam duduk di depan komputer, smartphone, atau menonton televisi.
Padahal, kebiasaan ini menyimpan bahaya laten yang mengancam kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Siloam Hospital, dr. Antonia Anna, Sp.Jp, memberikan peringatan keras bahwa sitting disease atau terlalu lama duduk jauh lebih berbahaya dan berpotensi menyebabkan kematian dibandingkan merokok.
Pernyataan ini tentu saja mengejutkan banyak orang, namun didukung oleh berbagai penelitian ilmiah.
Apa Itu Sitting Disease?
Sitting disease adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kesehatan yang buruk akibat terlalu banyak duduk. Meskipun terdengar sepele, kebiasaan ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius, seperti:
- Penyakit jantung: Duduk dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke.
- Diabetes: Kurangnya aktivitas fisik akibat terlalu banyak duduk dapat mengganggu metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
- Obesitas: Duduk dalam waktu lama dapat menyebabkan penumpukan lemak di perut, yang meningkatkan risiko obesitas.
- Gangguan otot dan tulang: Kurangnya aktivitas fisik dapat melemahkan otot dan tulang, serta menyebabkan nyeri punggung dan sendi.
Mengapa Sitting Disease Lebih Berbahaya dari Merokok?
Beberapa alasan mengapa sitting disease dianggap lebih berbahaya daripada merokok adalah:
- Efek kumulatif: Dampak negatif dari duduk terlalu lama bersifat kumulatif. Semakin lama seseorang duduk, semakin tinggi risiko terkena penyakit.
- Sulit dideteksi: Tidak seperti perokok, orang yang sering duduk mungkin tidak merasakan gejala yang jelas pada tahap awal.
- Sulit diubah: Kebiasaan duduk sulit diubah karena telah menjadi bagian dari gaya hidup modern.
Faktor Risiko Lain yang Menyebabkan Penyakit Jantung dan Stroke
Selain sitting disease, beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke antara lain:
- Merokok: Merokok adalah faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.
- Tekanan darah tinggi: Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
- Kolesterol tinggi: Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak pada dinding arteri, yang dapat menghalangi aliran darah.
- Diabetes: Diabetes dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
- Obesitas: Obesitas merupakan faktor risiko utama berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung dan stroke.