KALTENG.CO-Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, tengah menjadi sorotan publik setelah video kemarahannya kepada Rosario de Marshal atau Hercules viral di media sosial. Dalam video tersebut, Gatot Nurmantyo dengan tegas menyebut Hercules kurang ajar dan tidak tahu diri.
Video yang beredar luas di media sosial, bersumber dari kanal YouTube Refly Harun, memperlihatkan Gatot Nurmantyo yang mengaku telah berpuasa dari wawancara selama beberapa bulan. Namun, tingkah laku Hercules yang dinilainya sudah kelewatan, membuatnya geram dan memutuskan untuk angkat bicara.
“Saya sudah tiga bulan lebih saya puasa tidak mau wawancara. Saya sedang mengamati benar situasi negara ini. Situasi regional, internasional. Tapi, begitu masalah Hercules, ini kurang ajar ini orang. Tidak tahu diri, dia merasa paling hebat,” tegas Gatot Nurmantyo dalam video tersebut.
Gatot Nurmantyo, yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), menyatakan bahwa Hercules tidak pantas menghina Letjen TNI (Purn) Sutiyoso. Menurutnya, Hercules telah menyebarkan fitnah karena Sutiyoso tidak pernah berbicara tentang kudeta negara. Gatot Nurmantyo pun meminta Hercules untuk menghormati seniornya tersebut.
“Tidak ada satu kata pun (keluar dari) purnawirawan, Pak Sutiyoso, akan kudeta negara, fitnah itu. Hey (Hercules)! Purnawirawan, Pak Sutiyoso itu purnawirawan baret merah, dia Kopassus, bintang 3 letnan jenderal. Saya juga purnawirawan, nggak kau anggap, kau ngomong seenak perutmu saja itu,” kata Gatot Nurmantyo dengan nada tinggi.
Gatot Nurmantyo mengaku tidak bisa menahan diri saat Hercules mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Menurutnya, Hercules telah berbicara seenaknya dan tidak seharusnya purnawirawan TNI seperti Sutiyoso diperlakukan seperti itu di muka publik.
Kemarahan Gatot Nurmantyo ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak yang mendukung sikap Gatot Nurmantyo dalam membela seniornya dan menolak tuduhan yang dinilai tidak berdasar. Kejadian ini menjadi perbincangan hangat di media sosial dan menjadi sorotan publik. (*/tur)
