“God Rest Ye Merry Gentlemen”: Sejarah Abadi di Balik Lagu Natal Tertua
| Bait (Stanza) | Lirik |
| Bait 1 | God rest you merry, gentlemen, / Let nothing you dismay, / For Jesus Christ our Saviour / Was born upon this day, / To save us all from Satan’s power / When we were gone astray. |
| Refren | O tidings of comfort and joy, / Comfort and joy, / O tidings of comfort and joy. |
| Bait 2 | From God our heavenly Father / A blessed angel came, / And unto certain shepherds / Brought tidings of the same, / How that in Bethlehem was born / The Son of God by name: |
| Bait 3 | The shepherds at those tidings / Rejoiced much in mind, / And left their flocks a-feeding / In tempest, storm and wind, / And went to Bethlehem straightway, / This blessed Babe to find: |
| Bait 4 | But when to Bethlehem they came, / Whereat this Infant lay, / They found Him in a manger, / Where oxen feed on hay; / His mother Mary kneeling, / Unto the Lord did pray: |
| Bait 5 | Now to the Lord sing praises, / All you within this place, / And with true love and brotherhood / Each other now embrace; / This holy tide of Christmas / All other doth deface (outshine): |
Lirik-lirik ini mengingatkan kita akan kerendahan hati Natal, di mana Juruselamat lahir di Betlehem, dan bagaimana para gembala, yang pertama kali menerima kabar sukacita dari malaikat, bergegas untuk menemukan Bayi suci tersebut.
“God Rest Ye Merry Gentlemen” adalah lebih dari sekadar lagu Natal; ia adalah warisan sejarah, sebuah melodi yang menghubungkan kita dengan generasi-generasi masa lalu. Lagu ini berdiri sebagai pengingat abadi bahwa di tengah hiruk-pikuk kehidupan, pesan Natal—pesan tentang penghiburan, sukacita, dan harapan yang teguh—akan selalu bersinar.
Jadi, ketika Anda mendengarkan lagu ini tahun ini, ingatlah bukan hanya iramanya yang meriah, tetapi juga sejarah kuno dan makna kuat yang tersembunyi di balik setiap kata-katanya. (*/tur)
