BeritaEkonomi BisnisPalangka Raya

Harga Daging Ayam Merangkak Naik; Peternak Girang, Emak-emak Gamang

PALANGKA RAYA, Kalteng.co– Jelang akhir Ramadan, seluru harga harga kebutuhun pokok sudah naik, terlebih khusus daging ayam kampung maupun ayam broiler atau ayam ras.

Di Pasar Besar Palangka Raya,  daging ayam kampung tembus Rp 60 ribu hingga Rp 65 ribu/kilogram. Sedangkan daging sapi kini seharga Rp 150 ribu/kilogram. Harga bahan pangan ini diprediksi akan terus naik hingga Lebaran mendatang.

Penjual daging ayam di Pasar Besar Palangka Raya, H Budi mengamini bahwa kenaikan harga daging ayam terjadi sejak lima hari terakhir. Awalnya harga daging ayam sempat normal, yakni Rp50 ribu/kilogram. Memasuki minggu ketiga Ramadan, harga daging ayam merangkak naik. Dalam sehari harga daging bisa naik seribu rupiah hingga Rp 5 ribu/kilogram.

”Kemarin harganya masih Rp50 ribu hingga Rp 60 ribu/ kilogram. Kalau hari ini harganya Rp65 ribu/kilogram. Kalau yang seset (daging tanpa tulang, red) harganya Rp70 ribu/kilogram. Besok juga bakalan naik lagi, karena tiap hari naiknya seribu-seribu,” jelasnya, Minggu (24/4/2022).

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Dia sendiri mengambil ayam kampong dari peternak di daerah Karanggan. Harga daging dari peternak juga naik. Sehingga dia menjual sesuai harga dari peternak. Tingginya harga daging ayam ditengarai karena tingkat konsumsi masyarakat jelang Lebaran yang tentu akan terus meningkat. Jelang Lebaran ini dia mampu menjual daging ayam hingga satu kuintal.

”Biasa kalau kali ini naik, nanti sampai lebaran ya masih bakalan tinggi harganya,” imbuhnya.

Pedagang ayam lainnya di Pasar Kahayan, Rani mengatakan harga daging ayam tembus Rp60 ribu/kilogram. Sedangkan daging ayam tanpa tulang seharga Rp70 ribu/kilogram.

Sementara untuk pesanan ayam potong dan ayam kampung memang mengalami peningkatan. Dalam sehari dia bisa menghabiskan tiga kuintal daging ayam segar.

Di satu sisi, kenaikan harga daging ayam yang lumayan tinggi ini, membuat para peternak girang. Sebab, momentum inilah saat-saat para peternak mendapatkan keuntungan lebih, hingga beberapa kali lipat.

Sedangkan, para ibu atau emak-emak justru gamang. Mereka mau tidak mau harus tetap berbelanja kebutuhan pokok dan daging, dalam rangka untuk memeriahkan lebaran Idul Fitri yang akan segera tiba.

Pedagang sayur mayur, Sarmiyati mengatakan komoditas sayur juga ikut naik. Seperti brokoli dan kol naik dari harga Rp 20 ribu/kilogram menjadi Rp 24 ribu/kilogram. Harga bawang merah dan bawang putih juga melonjak dari Rp 28 ribu/kilogram menjadi Rp 38 ribu/kilogram. Dia juga menyayangkan tingginya harga sayur justru membuat pembeli takut membeli.

”Sekarang harga brokoli naik Rp 4 ribu, brokolinya juga gak ayu–ayu. Minyak juga mahal. Jadi berat juga jualnya kalau kaya gini. Sayur juga ikut mahal. Saya sih mintanya gak usah ada bantuan-bantuan uang dari pemerintah. Mending uangnya untuk pengendalian harga-harga pangan saja. Kalau kaya gini ya berat mau nutup kebutuhan hidup,” terangnya.

Sementara itu, pedagang lainnya Amri, mengatakan, harga komoditas sayur cenderung stabil. Hanya harga brokoli dan kembang kol naik Rp 2 ribu/kilogram.

Kenaikan harga ini dipicu barang dari petani berkurang. Sedangkan kebutuhan masyarakat tinggi. Kemudian cabai turun Rp 3 ribu/kilogram.

”Hingga jelang Lebaran biasanya masih stabil. Baru H-3 Lebaran dan setelah Lebaran harganya malah naik. Lalu hari H Lebaran libur sehari. Dan harga cenderung tinggi. Malah tinggi setelah Lebaran, karena tingkat konsumsi meningkat,” jelasnya. (tur)

Related Articles

Back to top button