IHSG Ambruk 6,12 Persen, Sempat Dibekukan Sementara! Ini Analisis Lengkapnya

KALTENG.CO-Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 18 Maret 2025, diwarnai dengan volatilitas yang tinggi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam hingga menyentuh level 6.076, atau ambruk sebesar 6,12 persen.

Bahkan, BEI sempat melakukan pembekuan sementara perdagangan (Trading Halt) akibat penurunan IHSG yang lebih dari 5 persen.
Pergerakan Awal yang Fluktuatif:
Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG sebenarnya masih berada di zona merah, namun dengan penurunan yang relatif kecil, yaitu 2 poin atau 0,04 persen ke level 6.221. Namun, hanya dalam waktu lima menit, tekanan jual meningkat tajam, dan IHSG anjlok 42,12 poin atau 0,68 persen ke level 6.181.
Sempat ada harapan ketika IHSG berbalik arah dan menguat ke level 6.236 pada pukul 09.10 WIB. Namun, penguatan ini tidak bertahan lama, dan IHSG kembali terperosok ke zona merah dengan penurunan 0,10 persen atau 6,3 poin ke level 6.217.
Pembekuan Sementara Perdagangan:
Penurunan IHSG yang terus berlanjut akhirnya memicu BEI untuk mengambil tindakan tegas. Pada pukul 11:19:13 WIB, BEI membekukan sementara perdagangan karena IHSG telah turun lebih dari 5 persen.
“Dengan ini kami menginformasikan bahwa hari ini, Selasa (18/3) telah terjadi pembekuan sementara perdagangan sistem perdagangan di PT Bursa efek Indonesia (BEI) pada pukul 11:19:13 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) yang dipicu penurunan IHSG mencapai 5 persen,” kata Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad dalam keterangan resmi.
Kebijakan ini diambil sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 tentang Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat.
Setelah pembekuan selama 30 menit, perdagangan kembali dilanjutkan pada pukul 11:49:31 WIB.
Kondisi Pasar Secara Keseluruhan:
Sepanjang sesi perdagangan pertama, tekanan jual mendominasi pasar. Tercatat, 616 saham mengalami penurunan, sementara hanya 67 saham yang menguat. Volume transaksi mencapai 16,614 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 10,303 triliun.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi:
Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi penurunan tajam IHSG antara lain:
- Sentimen global: Ketidakpastian ekonomi global, termasuk kekhawatiran akan inflasi dan kenaikan suku bunga, memberikan tekanan pada pasar saham di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
- Aksi jual investor asing: Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) dalam jumlah besar, yang semakin memperparah penurunan IHSG.
- Kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi domestik: Beberapa investor khawatir terhadap kondisi ekonomi domestik, seperti potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi dan tekanan inflasi.
Perdagangan IHSG pada 18 Maret 2025 menjadi pengingat bahwa pasar saham rentan terhadap volatilitas. Faktor-faktor global dan domestik dapat dengan cepat mempengaruhi sentimen investor dan menyebabkan pergerakan harga yang signifikan. Penting bagi investor untuk tetap tenang dan rasional dalam menghadapi kondisi pasar yang tidak pasti. (*/tur)