BeritaFAMILYKESEHATANLife Style

Jamur Bracket atau Jamur Ayam Hutan; Rasanya Yummy Seperti Daging Ayam

KALTENG.CO-Jamur merupakan salah satu jenis tanaman parasit. Biasa tumbuh pada sebuah inang atau bekas pepohonan yang sudah mati dan lapuk.

Tidak semua jamur bisa dikonsumsi. Biasanya jamur beracun atau berbahaya untuk dikonsumsi itu, tumbuh pada sebuah inang yang tidak bersih atau dipenuhi bakteri atau virus.

Mengomsumsi jamur bisa jadi alternatif pengganti protein hewani. Bahkan, beberapa tahun terakhir, gaya hidup vegan dan vegetarian, semakin menjadi tren di kalangan masyarakat. Baik vegan maupun vegetarian sama-sama memilih untuk tidak mengkonsumsi daging.

Namun, veganisme memiliki batasan yang lebih ketat, mencakup larangan terhadap produk-produk susu, telur, madu, serta barang-barang lain yang berasal dari hewan, seperti kulit dan sutra.

Sebagai pengganti daging, biasanya mereka kemudian menggunakan jamur, karena memiliki tekstur yang mirip. Jamur juga menghasilkan senyawa bioaktif, yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi risiko penyakit jantung, dan membantu mengatur kadar gula darah.

https://kalteng.co https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Salah satu spesies yang dicari oleh para penikmat jamur adalah jamur ayam hutan atau jamur bracket, yang berwarna kuning cerah hingga oranye. Jamur bracket juga dikenal sebagai jamur rak atau polipori, di mana ia tumbuh di batang dan cabang pohon yang sudah mati maupun yang masih hidup.

Dikutip dari Woodland Trust pada Kamis (30/11/2023), jamur ini umumnya kuat dan tahan lama, sehingga dapat ditemukan sepanjang tahun.

Jamur ini berasal dari famili Polyporaceae, sehingga memiliki hubungan kekerabatan dengan Poria cocos (Wolfiporia extensa), Trametes hirsuta (Hairy Bracket), Polyporus squamosus (Dryad’s Saddle), dan jenis jamur lainnya.

Diperkenalkan oleh ahli botani dan mikologi Prancis, Jean Baptiste Francois (Pierre) Bulliard, pada tahun 1789, jamur yang dapat dikonsumsi ini kemudian diberi nama oleh ahli mikologi terkenal Amerika, William Alphonso Murrill.

Ciri-cirinya adalah tudung jamur memiliki permukaan yang bergelombang, lembut, dan kenyal, dengan pinggiran yang lebar. Seiring bertambahnya usia, pinggiran tersebut menjadi lebih tipis dan pucat.

Lebar jamur ini berkisar antara 10 hingga 40 cm, dengan ketebalan antara 3 hingga 12 cm.

Aroma jamur ini umumnya seperti jamur pada umumnya dan rasanya sedikit asam hingga pahit. Jamur ini dapat ditemukan selama musim panas dan musim gugur.

Meskipun dapat dikonsumsi, ada laporan di beberapa wilayah tentang keluhan seperti pusing dan sakit perut setelah mengonsumsi jamur ini. Namun, sumber lain menyebutkan bahwa jamur ini sebaiknya dikonsumsi saat masih muda dan lembab.

Cara populer untuk memasak jamur ini adalah dengan menggorengnya dengan tepung roti, dan memberi perasan lemon. Rasanya kemudian dikatakan mirip dengan daging ayam.

Selain dimakan oleh manusia, jamur ini juga merupakan sumber pakan bagi kumbang jamur berbulu atau Pseudotriphyllus suturalis. (*/tur)

Related Articles

Back to top button