KALTENG.CO-Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya mewujudkan inklusivitas bagi seluruh umat beragama, termasuk penyandang disabilitas.
Dalam ajang Expo MTQ Nasional XXX di Samarinda, Kemenag memperkenalkan inovasi terbaru dalam bentuk mushaf Alquran Braille dan mushaf Alquran Isyarat.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak setiap warga negara, termasuk akses terhadap kitab suci.
Dengan adanya mushaf Alquran Braille dan Isyarat, penyandang disabilitas, khususnya tuna netra dan tuna rungu, dapat lebih mudah mengakses dan memahami isi Alquran.
Mushaf Alquran Braille: Jendela Alquran bagi Tuna Netra
Mushaf Alquran Braille merupakan Alquran yang ditulis dalam huruf Braille, sebuah sistem baca dan tulis taktil yang dirancang khusus untuk penyandang tuna netra. Dengan adanya mushaf ini, para penyandang tuna netra dapat membaca Alquran secara mandiri dan merasakan pengalaman spiritual yang sama dengan umat Islam lainnya.
Mushaf Alquran Isyarat: Membuka Pintu Alquran bagi Tuna Rungu
Selain mushaf Braille, Kemenag juga memperkenalkan mushaf Alquran Isyarat. Mushaf ini berupa video atau animasi yang menampilkan teks Alquran dalam bentuk isyarat. Dengan adanya mushaf ini, penyandang tuna rungu dapat memahami isi Alquran melalui visual dan gerakan tangan.
Inisiatif Kemenag dalam menyediakan mushaf Alquran Braille dan Isyarat merupakan langkah nyata dalam mewujudkan inklusivitas bagi penyandang disabilitas. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk beribadah dan menjalankan agamanya.
Diharapkan dengan adanya mushaf Alquran Braille dan Isyarat, semakin banyak penyandang disabilitas yang dapat mengakses dan memahami isi Alquran.
Selain itu, diharapkan juga dapat mendorong lembaga-lembaga terkait untuk terus berinovasi dalam menciptakan produk-produk yang ramah bagi penyandang disabilitas. (*/tur)