Kengerian Pembantaian Dukun Santet: Kisah Santri Melawan Tuduhan Sesat Tayang di Layar Lebar

KALTENG.CO-Pecinta film horor di Tanah Air kini memiliki tontonan baru yang siap memacu adrenalin sekaligus mengajak untuk merenungkan isu sosial yang mendalam.



Film “Pembantaian Dukun Santet” resmi tayang di bioskop sejak Kamis, 8 Mei 2025, menghadirkan kisah mencekam tentang konflik dan ketidakadilan di tengah masyarakat yang dilanda paranoia.
Disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis, film ini bermula dari kekacauan yang dipicu oleh tuduhan serampangan terhadap sejumlah warga sebagai dukun santet.
Ironisnya, mereka yang dituduh memilih untuk tidak membela diri, sebuah sikap pasrah yang justru mengancam nyawa mereka. Teror demi teror pun menghantui, tak hanya menyelimuti perkampungan, namun juga merambah hingga ke lingkungan pesantren.
Kengerian semakin menjadi-jadi ketika para pengajar dan santri di pesantren turut menjadi korban, tewas satu per satu secara misterius.
Di tengah situasi yang mencekam itu, Satrio (diperankan oleh Kevin Ardilova), seorang santri, berupaya melarikan diri dari pesantren. Tujuannya sederhana: memastikan keselamatan kedua orang tuanya dari amukan konflik yang tak terkendali.
Namun, langkah Satrio untuk menyelamatkan diri dan keluarganya berulang kali dihalangi oleh Annisa (diperankan oleh Aurora Ribero), seorang santriwati yang memiliki keyakinan kuat. Annisa terus memohon kepada Satrio untuk tidak meninggalkan pesantren, mendesaknya untuk bersama-sama mengungkap dalang di balik teror dan kematian tragis teman-teman serta guru-guru mereka.
Diangkat dari Thread Viral X, Bukan Sekadar Horor Biasa
“Pembantaian Dukun Santet” ternyata diadaptasi dari thread viral di platform X (dahulu Twitter) yang ditulis oleh Jeropoint. Sutradara Azhar Kinoi Lubis menekankan bahwa film ini tidak hanya menyajikan kengerian visual khas genre horor. Lebih dari itu, ia berharap isu yang diangkat dalam film ini dapat memicu diskusi dan perenungan yang mendalam bagi penonton.
“Film ini bukan hanya menghibur, tapi ada premis yang bisa kita pelajari. Karena peristiwa ini sangat dikenal dan bukan hanya di Indonesia,” ungkap Kinoi saat malam gala premiere film “Pembantaian Dukun Santet” di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan.
Senada dengan sang sutradara, aktor senior Teuku Rifnu Wikana, yang memerankan tokoh Ustad Ridwan, mengungkapkan bahwa film ini merupakan refleksi dari peristiwa kelam yang pernah terjadi di salah satu wilayah di Indonesia pada masa lalu.
“Film ini mengingatkan kita ke tahun 1998. Di mana saat itu orang-orang yang menggunakan santet itu dibantai semuanya. Suasana politik saat itu juga kelam banget di Indonesia. Bahkan, terjadi pembantaian juga di satu daerah,” tutur Rifnu, memberikan konteks sejarah yang kelam di balik cerita film ini.
Tantangan Perankan Tokoh Agama di Tengah Imej Negatif
Proses produksi film “Pembantaian Dukun Santet” memakan waktu sekitar satu tahun, dengan syuting yang berlangsung selama satu bulan di Cirebon, Jawa Barat. Bagi Teuku Rifnu Wikana, memerankan tokoh agama bukanlah hal yang sepenuhnya asing. Ia mengaku tumbuh di lingkungan agama yang kuat, pernah mengenyam pendidikan di madrasah, serta mempelajari Al-Qur’an dan bahasa Arab.
“Dari kecil kan sudah belajar, pernah di madrasah, belajar ngaji, belajar bahasa Arab, dan segala macamnya. Jadi, ketika ada bahasa Arab atau ayat-ayat Al-Qur’an itu masih gampang. Apalagi, ustad juga ada banyak di sekitar kita,” jelas Rifnu mengenai latar belakangnya yang mendukung perannya.
Namun, tantangan sesungguhnya bagi Rifnu justru terletak pada bagaimana menjaga konsistensi emosi yang kompleks dari karakter Ustad Ridwan. Selain itu, ia juga harus berjuang membangun kepercayaan penonton terhadap karakternya sebagai orang baik, mengingat citranya di industri perfilman Indonesia seringkali lekat dengan peran-peran antagonis.
“Itu susahnya. Ustad Ridwan ini penuh tanda tanya, gimana caranya orang percaya aku itu orang baik ketika muncul. Karena selama ini kalau Rifnu pasti jahat,” papar aktor yang dikenal dengan kemampuan aktingnya yang kuat ini.
Film “Pembantaian Dukun Santet” yang diproduksi oleh Pichouse Films ini juga diperankan oleh sejumlah aktor dan aktris ternama lainnya, termasuk Kaneishia Yusuf, Iqbal Sulaiman, Aryo Wahab, Siti Azizah Chairunnisa, dan Ayu Dyah Pasha, menjanjikan kualitas akting yang mumpuni dalam menyampaikan kisah yang mencekam dan penuh intrik ini.
Bagi Anda yang menyukai film horor dengan sentuhan isu sosial yang kuat dan terinspirasi dari kisah nyata yang kelam, “Pembantaian Dukun Santet” bisa menjadi pilihan tontonan menarik di bioskop saat ini. Siapkah Anda mengungkap teror dan tragedi di balik pembantaian dukun santet? (*/tur)