Kidung Natal Favorit: Kisah di Balik Penciptaan “The First Noel” yang Anonim
KALTENG.CO-Hari Raya Natal merupakan momen penting dan sakral bagi umat Kristen dan Katolik di seluruh dunia.
Perayaan ini adalah peringatan akan kelahiran Yesus Kristus, Sang Juru Selamat, yang secara universal jatuh setiap tanggal 25 Desember—meski beberapa denominasi memilih untuk memulainya pada malam sebelumnya.
Dalam semangat sukacita dan refleksi spiritual ini, musik memainkan peran sentral. Banyak musisi berbakat menciptakan lagu-lagu bertema Natal yang tidak hanya menyuarakan kemeriahan, tetapi juga menyampaikan makna spiritual mendalam dari peristiwa kelahiran Kristus.
Seiring waktu, banyak dari lagu-lagu tersebut menjadi bagian wajib dalam ibadah gereja dan bahkan menjadi soundtrack wajib yang diputar di berbagai tempat umum selama musim Natal berlangsung. Di balik setiap kidung, tersimpan kisah penciptaan, pesan keagamaan, dan warisan budaya yang menarik. Salah satu lagu yang paling dicintai dan kaya akan sejarah adalah “The First Noel”.
📜 Sejarah Asal Usul “The First Noel”
Lagu “The First Noel” (“Noel” sering juga dieja “Nowell”) memiliki akar sejarah yang sangat tua. Menurut sumber seperti Christmas Songs and Carols, kidung ini dipercaya berasal dari Cornwall, Inggris, dan awalnya dikenal dengan judul “The First Nowell”.
Kapan Lagu Ini Diciptakan?
Diperkirakan, “The First Noel” telah ada sejak abad ke-15, atau bahkan lebih awal, yakni sekitar tahun 1400–1500. Usianya yang sangat tua menunjukkan betapa abadi pesan yang dibawanya.
Meskipun pencipta lagu ini tidak diketahui (anonim), dokumentasi tertulis memainkan peran krusial dalam melestarikannya. Versi lagu ini pernah dimuat dalam dua kompilasi penting di awal abad ke-19:
- “Carols Ancient and Modern” (1823)
- “Gilbert and Sandys Carols” (1833)
Makna Kata “Nowell” dan Inspirasi Musik
Istilah “Nowell” sendiri adalah bentuk kuno dalam bahasa Inggris yang memiliki arti “Natal”. Kata ini diserap dari kata “Noel” dalam bahasa Prancis yang juga bermakna serupa.
Dilansir dari Discipleship Ministries, versi asli kidung ini diyakini memiliki sembilan stanza. Namun, dalam versi modern yang umum kita nyanyikan saat ini, hanya lima stanza yang biasanya digunakan.
Struktur melodi “The First Noel” memiliki inspirasi yang menarik dari sejarah musik abad pertengahan. Lagu ini mengambil pola dari gaya “chanson de geste”, yaitu bentuk naratif dari Prancis Utara pada abad ke-11 hingga ke-12.
Gaya musik ini ditandai dengan pola melodi sederhana yang diulang-ulang untuk menceritakan sebuah kisah panjang—sebuah ciri khas yang tampak jelas dalam melodi “The First Noel” yang mudah dihafal dan dinyanyikan bersama.
Standarisasi dan Warisan Lisan
Peran penting dalam menyebarkan dan menstandarkan versi modern lagu ini datang dari Sir John Stainer (1840–1901). Komponis dan penata musik asal Inggris ini menata ulang dan menstandarkan harmonisasi lagu, menjadikannya versi yang paling sering kita nyanyikan di gereja maupun di tempat-tempat umum hingga saat ini.
Menariknya, kidung ini juga diwariskan secara lisan selama berabad-abad. Hymnology Archive menyebutkan adanya varian lain berjudul “Nowell and Nowell” yang diterbitkan dalam Journal of the Folk-Song Society (1914).
Varian ini dikumpulkan dari masyarakat di Inggris Barat, menunjukkan bagaimana lagu ini diturunkan dari generasi ke generasi sebelum akhirnya didokumentasikan.
🎶 Lirik “The First Noel”: Kisah Kelahiran Kristus
“The First Noel” menceritakan kembali kisah Natal yang abadi, dimulai dari para gembala hingga kedatangan Tiga Orang Majus. Berikut adalah lirik lengkap lagu ini, yang menggambarkan detail-detail penting dari peristiwa tersebut:
(Dilansir dari Hymns and Carols of Christmas)
The first Nowell the Angel did say Was to three poor Shepherds in fields as they lay. In fields where they lay keeping their sleep, In a cold winter’s night that was so deep.
Refrain: Nowell, nowell, nowell, nowell. Born is the King of Israel.
They looked up and saw a star Shining in the East, beyond them far, And to the earth it gave great light, And so it continued, both day and night. → Refrain
And by the light of that same Star Three Wise Men came from country far, To seek for a King was their intent, And to follow the Star wherever it went. → Refrain
This Star drew nigh to the North West; O’er Bethlehem it took it’s rest. And there it did both stop and stay, Right over the place where Jesus lay. → Refrain
Then did they know assuredly Within that house, the King did lie One entered in then for to see And found the babe in poverty. → Refrain
Lirik Tambahan (Seringkali Ditiadakan dalam Versi Modern)
Then enter’d in those Wise Men three, Full reverently upon their knee, And offer’d there, in his presence, Their gold, and myrrh, and frankincense. → Refrain
Between an ox stall and an ass, This Child truly there born he was; For want of clothing they did him lay All in a manger, among the hay. → Refrain
Then let us all with one accord Sing praises to our heavenly Lord; That hath made heaven and earth of nought, And with his blood mankind hath bought. → Refrain
If we in our time shall do well We shall be free from death and Hell For God hath prepared for us all A resting place in general. → Refrain
✨ Pesan Abadi di Balik “The First Noel”
“The First Noel” adalah lebih dari sekadar lagu; ia adalah narasi teologis yang merangkum keseluruhan peristiwa Natal:
- Pengungkapan Ilahi kepada yang Sederhana: Lagu ini dibuka dengan malaikat yang berbicara kepada gembala miskin (three poor shepherds) yang sedang menjaga domba di padang. Hal ini menekankan pesan Injil bahwa kabar baik (Good News) pertama kali disampaikan kepada kaum sederhana, bukan kepada bangsawan.
- Bintang Penuntun: Bintang di Timur berfungsi sebagai penanda kehadiran Sang Raja baru dan sebagai penuntun bagi Tiga Orang Majus (Three Wise Men). Perjalanan mereka melambangkan pencarian akan kebenaran dan penyembahan (adoration) dari bangsa-bangsa non-Yahudi.
- Kelahiran dalam Kerendahan Hati: Stanza tambahan menegaskan kelahiran Yesus “antara kandang sapi dan keledai” (between an ox stall and an ass) dan dibaringkan “di palungan” (in a manger). Ini menyoroti kerendahan hati (poverty) dari Raja Israel yang baru lahir.
“The First Noel” terus dinyanyikan sebagai pengingat akan kelahiran Kristus yang membawa terang dan harapan, serta ajakan kepada seluruh umat untuk memuji Tuhan. (*/tur)




