Konflik Timur Tengah Memanas! Bagaimana Indonesia Menghadapi Dampaknya?

KALTENG.CO-Konflik di Timur Tengah masih menunjukkan tensi tinggi, dengan Iran dan Israel yang terus bersikukuh melancarkan serangan.
Bahkan, Iran disebut telah membalas serangan Amerika Serikat dengan mengebom pangkalan militer AS di Doha, Qatar. Situasi ini tentu menimbulkan kekhawatiran global, termasuk bagi Indonesia.
Henry Indraguna, Penasihat Ahli Balitbang DPP Partai Golkar, menilai bahwa Indonesia bisa merasakan dampak serius dari perang ini. Oleh karena itu, pemerintah perlu segera mengambil langkah pencegahan yang strategis.
“Aksi saling serang secara terbuka antara kedua negara membawa dampak luas tidak hanya bagi kawasan, namun juga tatanan global termasuk Indonesia, yang berperan penting dalam diplomasi dunia Islam dan menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik,” ujar Henry, Selasa (24/6/2025).
Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar dengan ekonomi menengah besar, serta posisi strategis dalam forum G20, OKI, dan ASEAN, Indonesia tidak bisa bersikap pasif dalam menghadapi konsekuensi dari perang ini.
Potensi Dampak Terhadap Sektor Energi Indonesia
Salah satu isu strategis yang paling disoroti adalah potensi dampak pada sektor energi. Ini karena Iran berencana menutup Selat Hormuz, yang selama ini dikenal sebagai salah satu jalur pengiriman minyak terbesar di dunia. Penutupan selat ini berpotensi menyebabkan lonjakan harga minyak mentah dunia.
“Isu strategis yang dihadapi Indonesia terkait gejolak harga energi gangguan pengiriman minyak dari kawasan Teluk Persia melalui Selat Hormuz menyebabkan lonjakan harga minyak mentah dunia, yang berdampak pada APBN, subsidi BBM, dan inflasi domestik,” jelas Henry.
Kenaikan harga BBM dan tekanan fiskal merupakan dampak ekonomi yang perlu diwaspadai. Selain itu, potensi konflik horizontal di masyarakat akibat hoaks sektarian dan radikalisasi juga menjadi perhatian.
Di sisi politik luar negeri, Indonesia mungkin dihadapkan pada dilema posisi diplomatik dan tekanan dari kekuatan blok tertentu. Dari aspek kemanusiaan, ada desakan solidaritas Islam dan kebutuhan pengiriman bantuan.
Kebijakan dan Langkah Strategis Indonesia
Menyikapi potensi dampak tersebut, Pemerintah Republik Indonesia dinilai perlu memperkuat kebijakan energi nasional. Langkah konkret yang bisa diambil adalah mempercepat transisi ke Energi Baru Terbarukan (EBT) dan memperluas impor energi dari negara-negara non-Timur Tengah. Hal ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan dari wilayah yang bergejolak.
Selain itu, dalam konteks diplomasi, Henry Indraguna menekankan pentingnya peran Indonesia sebagai mediator netral. Indonesia diharapkan dapat tampil aktif di forum internasional seperti OKI, G20, dan PBB untuk mendorong gencatan senjata serta solusi dua negara (two-state solution) demi perdamaian abadi.
Terakhir, dari sisi kemanusiaan, Indonesia perlu menyalurkan bantuan kemanusiaan yang netral melalui mekanisme multilateral dan organisasi kemanusiaan lintas-negara.
Langkah-langkah ini menunjukkan kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan global dan mempertegas komitmennya terhadap perdamaian dan stabilitas dunia. (*/tur)