Lebih dari Sekadar Selera: Makanan Berkuah Cerminkan Karakter Psikologis dan Rasa Cinta Kenyamanan
KALTENG.CO-Indonesia dan dunia punya segudang hidangan berkuah yang memanjakan lidah: mulai dari soto, bakso, rawon, ramen Jepang, hingga sup hangat. Menyantap hidangan berkuah tak hanya memberi sensasi hangat yang menenangkan, tetapi juga mengisi perut dengan cita rasa yang kaya.
Menariknya, kecintaan seseorang terhadap makanan berkuah ternyata tidak hanya berbicara tentang selera, tetapi juga dapat mencerminkan dimensi unik dari karakter dan kecenderungan psikologis mereka.
Dilansir dari Geediting pada Rabu (29/10/2025), sejumlah sudut pandang psikologi dan teori perilaku makan menyebutkan bahwa orang yang secara konsisten memilih makanan berkuah memiliki sifat-sifat khusus yang membedakan mereka dari penggemar hidangan kering atau gorengan.
Mereka seringkali terhubung erat dengan kehangatan emosional, memiliki rasa ingin tahu tinggi, dan cenderung mencintai kenyamanan dalam hidup.
Kualitas Unik Penggemar Makanan Berkuah Menurut Psikologi
Lalu, apa saja kualitas karakter yang sering ditemukan pada individu yang menjadikan hidangan berkuah sebagai favorit mereka? Berikut adalah pembahasan mendalamnya:
1. Memiliki Kebutuhan Akan Kehangatan Emosional (Comfort Seekers)
Makanan berkuah sering dikaitkan dengan comfort food (makanan yang menenangkan). Keputusan memilih semangkuk sup atau soto hangat mencerminkan kebutuhan psikologis akan kehangatan emosional dan rasa aman.
- Sifat: Individu ini cenderung mencari lingkungan yang suportif, hubungan yang mendalam, dan merasa paling nyaman saat berada di tempat yang terasa seperti rumah.
- Kecenderungan: Mereka mungkin lebih sensitif terhadap suasana hati orang lain dan sangat menghargai momen ketenangan dan keakraban. Makanan berkuah menjadi metafora untuk perasaan aman yang mereka cari.
2. Rasa Ingin Tahu Tinggi dan Menyukai Kompleksitas Rasa
Hidangan berkuah, terutama yang tradisional seperti rawon atau ramen, seringkali memerlukan proses masak yang panjang dan memuat banyak lapisan rasa (rempah, kaldu, topping). Kecintaan pada hidangan ini menunjukkan apresiasi terhadap kompleksitas.
- Sifat: Mereka cenderung memiliki rasa ingin tahu tinggi, menyukai hal-hal yang memiliki banyak dimensi, dan tidak takut untuk mendalami detail.
- Kecenderungan: Dalam hidup, mereka adalah orang-orang yang gemar mengeksplorasi, belajar hal baru, dan memahami latar belakang atau cerita di balik suatu hal, sama seperti mereka menikmati setiap lapisan rasa dalam kaldu.
3. Fleksibel dan Terbuka Terhadap Perubahan (Adaptable)
Makanan berkuah umumnya disajikan dengan beragam topping yang dapat diubah atau disesuaikan selera—misalnya, menambahkan sambal, kecap, jeruk nipis, atau kerupuk.
- Sifat: Penggemar makanan berkuah cenderung fleksibel dan terbuka terhadap berbagai pilihan. Mereka tidak kaku dalam menetapkan aturan dan mudah beradaptasi dengan situasi baru.
- Kecenderungan: Mereka pandai mengombinasikan berbagai elemen dalam hidup mereka. Hal ini tercermin dari kemampuan mereka untuk menyesuaikan hidangan berkuah agar benar-benar sempurna di lidah mereka.
4. Cenderung Berpikir Mendalam dan Analitis
Memakan hidangan berkuah seringkali memerlukan kesabaran dan fokus untuk menyeruput kuah, mengaduk topping, dan menikmati aroma. Ini berbeda dengan makanan kering yang bisa disantap dengan cepat.
- Sifat: Individu ini seringkali adalah pemikir yang cenderung mendalam (introspektif) dan analitis. Mereka tidak suka terburu-buru dan menghargai proses.
- Kecenderungan: Dalam mengambil keputusan, mereka membutuhkan waktu untuk meninjau semua aspek, memastikan semua “bahan” sudah tepat, sebelum akhirnya “menyeruput” hasil akhirnya.
Makanan Berkuah Sebagai Jendela Karakter
Pada akhirnya, preferensi terhadap hidangan berkuah seperti soto atau bakso bukanlah sekadar pilihan rasa di restoran, melainkan sebuah jendela kecil menuju karakter seseorang. Kecintaan pada makanan yang hangat dan menenangkan ini seringkali sejalan dengan sifat mencari kedalaman emosional, fleksibilitas dalam hidup, dan rasa ingin tahu yang tak pernah padam.
Jadi, lain kali Anda melihat seseorang dengan antusias memesan semangkuk ramen panas, ingatlah bahwa ada dimensi psikologis yang menarik di balik pilihan sederhana tersebut. (*/tur)




