Pada waktu pagi, penulis berkesempatan melihat langsung aktivitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Rakumpit serta sarana dan prasarananya. Luas bangunan sekitar dua kali lapangan bulu tangkis. Penulis didampingi Kepala Puskesmas Rakumpit Yunedi dan dr Pasca Riandy. Kebetulan saat itu hanya ada tiga orang pasien. Keduanya punya waktu untuk menemani penulis berkeliling.
Yunedi pun menyapa penuh akrab tiga orang pasien yang semua sudah dihafal namanya. Mereka merupakan pasien yang rutin memeriksa kondisi kesehatan. Tidak ada biaya yang dikeluarkan pasien jika mengantongi kartu jaminan kesehatan. Sementara untuk pasien umum, hanya membayar Rp21 ribu.
“Rata-rata di sini penyakit yang sering diderita warga adalah hipertensi dan infeksi saluran pernapasan atas,” sebut pria yang bekerja di Puskesmas Rakumpit sejak 2012. sebagai petugas Tata Usaha.
Tampak ada poli umum, poli gigi, ruang tindakan, ruang imunisasi, dan laboratorium yang berada di lorong kiri dari pintu masuk. Di lorong kanan ada ruang apotek, gudang obat, dan ruang pelayanan KB.
Di ruangan poli umum, hanya terdapat kursi, meja, dan tumpukan berkas, serta ranjang untuk memeriksa pasien. Di ruang apotek, ada apoteker dan asisten apoteker yang stand by. “Posisi ini baru terisi tahun ini. Tahun sebelum-sebelumnya hanya perawat yang melakukan,” kata pria yang pernah menjadi petugas Tata Usaha itu.