Perbincangan berlanjut di ruang kepala puskesmas. Penulis sudah menjalankan protokol kesehatan, mulai dari mencuci tangan menggunakan sabun hingga memakai masker.
Yunedi menyebut, sebelum menjadi puskesmas, dinamakan Pustu Mungku Baru. Operasional tahun 2008 lalu. Untuk saat ini, tercatat ada 40 tenaga kesehatan. Selain di Puskesmas Rakumpit, tersebar ke tujuh pustu yang tersebar di Kecamatan Rakumpit. Pustu dipimpin oleh bidan dan dibantu oleh satu orang perawat.
“Di sini ada empat dokter. Dokter gigi belum punya,” keluh pria bergelar sarjana kesehatan masyarakat ini.
Keberadaan puskesmas belum sepenuhnya menyelesaikan permasalahan kesehatan masyarakat. Terutama bagi yang berdomisili puluhan kilometer dari puskesmas. Belum lagi masyarakat yang terpaksa harus berjalan kaki atau melintasi sungai karena terbatasnya infrastruktur.
Satu atau dua bulan sekali, pihaknya melaksanakan program puskesmas keliling. Menggunakan speed boat puskesmas, singgah ke permukiman penduduk di sepanjang daerah aliran Sungai Rungan.
Masyarakat sudah pasti antusias. Bahkan mereka sangat menanti kedatangan tim medis meskipun hanya sekadar mengecek kesehatan tanpa ada keluhan. Puskesmas keliling juga menyambangi permukiman di jalur darat dengan menggunakan mobil puskesmas.