
Sedangkan skema kredit kedua adalah pembiayaan rendah. Pencairan memakan waktu 4 sampai 12 hari, tapi suku bunganya lebih rendah dari KUR. ”Sedangkan skema terbaik adalah kredit cepat dan berbiaya rendah. Artinya, cair kurang dari tiga hari dan suku bunga rendah,” jelas Tirta.
Sementara itu, perbankan optimistis fungsi intermediasi membaik tahun ini. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mematok target pertumbuhan kredit mencapai 6–7 persen. Nasabah sektor usaha ultramikro dan mikro-kecil menjadi fokus penyaluran kredit.Direktur Utama BRI Sunarso mengakui bahwa nasabah sektor tersebut masih belum terlayani pembiayaan formal.
Sebagian dari mereka memilih meminjam uang melalui rentenir lantaran proses pencairannya cepat. Padahal, risiko di balik itu lebih berat karena bunga yang tinggi.Sunarso menyebutkan, ada potensi sekitar 57 juta pengusaha dengan pinjaman di bawah Rp 10 juta.
Sayangnya, baru 20 persen yang mendapat akses pembiayaan dari perbankan. Sementara 5 juta pengusaha masih bergantung pada rentenir. Lalu, 7 juta pengusaha mencari dana dengan meminjam kerabat.”Bahkan, 18 juta pengusaha sisanya masih belum tahu mencari dana modal ke mana. Artinya, masih ada sumber pertumbuhan baru. Di sisi lain, kami berupaya mendorong sektor usaha ultramikro dan mikro-kecil ini naik kelas,” katanya kemarin.




