KALTENG.CO-Pengumuman daftar nama pengurus Danantara, sebuah langkah strategis pemerintah dalam pengelolaan BUMN, justru memicu reaksi negatif dari pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau mengalami penurunan signifikan, melemah ke level 6.242 pada pembukaan perdagangan Senin (24/3/2025).
Penurunan ini memicu kekhawatiran di kalangan investor dan menyoroti kekhawatiran terhadap kebijakan ekonomi pemerintah.
Pemicu Penurunan IHSG: Inbreng Saham BUMN ke Danantara
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengungkapkan bahwa salah satu pemicu utama pelemahan IHSG adalah upaya percepatan inbreng saham BUMN ke Danantara. Inbreng, yaitu penyetoran saham dalam bentuk selain uang, dianggap berpotensi mengurangi penerimaan negara.
“Implikasinya, jika saham BUMN di-inbrengkan ke Danantara, maka dividen yang seharusnya dikelola pemerintah akan dialihkan ke Danantara,” jelas Bhima. Akibatnya, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari BUMN tersebut akan berkurang.
RUPS Bank BUMN dan Sentimen Negatif Pasar
Selain inbreng saham, agenda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bank-bank BUMN pada pekan ini juga diprediksi akan memperburuk sentimen pasar. Bhima menilai, pasar akan merespons negatif terhadap kondisi ekonomi saat ini, yang dipengaruhi oleh berbagai kebijakan pemerintah.
Kebijakan Kontroversial dan Dampak pada Investasi
Penurunan IHSG dianggap sebagai akumulasi dari kebijakan-kebijakan kontroversial pemerintah belakangan ini. Kritik publik yang tidak direspons positif, seperti kasus ancaman terhadap media Tempo dan pengesahan RUU TNI yang memicu gejolak, semakin memperburuk citra Indonesia di mata investor.
“Ini menimbulkan gejolak bahwa Indonesia adalah negara yang makin tidak layak untuk dimasuki oleh investasi, baik investasi portofolio maupun investasi langsung,” tegas Bhima.