BeritaPalangka RayaUtama

Perempuan Dayak Bersuara: Soroti Pernikahan Dini, Kerusakan Lingkungan hingga Marjinalisasi

PALANGKA RAYA, Kalteng.co-Perempuan Dayak tak hanya diam. Mereka buka suara terhadap berbagai masalah. Suaranya disampaikan Jaringan Perempuan Dayak Sedunia (Dayak Women Global Network) melalui diskusi virtual melalui aplikasi zoom pada Sabtu (20/2/2021).

Diskusi mengusung tema  tema “Memperkuat Identitas, Mendudukkan Perempuan Dayak Sebagai Subjek.”

Alma Adventa, PhD yang merupakan aktivis pemerhati lingkungan dan sosial mengungkapkan, Perempuan Dayak di pedesaan terutama dalam aspek pernikahan usia anak. Isu ini kini menjadi isu krusial di Kalteng dan menjadi menjadi pekerjaan rumah bagi para pihak.

Menurutnya, selama pandemi corona, pernikahan dini di Kalteng melonjak tinggi. Menurut data BPS tahun 2018, presentasi perkawinan anak berusia 17 tahun ke bawah meningkat. Berbagai dampak pernikahan dini yakni putus sekolah, ketidaksiapan mengurus anak, ketidaksiapan ekonomi, resiko kesehatan fisik dan mental terutama perempuan, resiko KDRT dan perceraian tinggi, serta resiko kualitas SDM generasi muda yang rendah.

Lebih lanjut dia, menyampaikan bagaimana kondisi lingkungan di kalimantan yang mengalami kerusakan mengakibatkan bencana ekologis seperti banjir, kebakaran hutan dan lahan, bencana asap yang menelan banyak korban.

1 2 3Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button