Peringatan BMKG! Jangan Keluar Pukul 10.00–16.00 WIB, Suhu Indonesia Lagi Panas Ekstrem
KALTENG.CO-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara resmi mengonfirmasi bahwa Indonesia tengah dilanda periode cuaca dan suhu panas yang ekstrem belakangan ini. Kondisi ini menuntut kewaspadaan tinggi dari masyarakat, terutama terkait bahaya paparan sinar matahari langsung di siang hari.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah pencegahan serius demi menjaga kesehatan. Imbauan utama yang ditekankan adalah menghindari atau meminimalisir paparan sinar matahari langsung, khususnya pada jam-jam puncak radiasi.
Jam Kritis: 10.00–16.00 WIB Waktu Sinar Matahari Maksimum
Guswanto menjelaskan bahwa rentang waktu pukul 10.00 hingga 16.00 WIB adalah periode terpanas, di mana intensitas sinar matahari berada pada puncaknya.
“Maksudnya Jam 10.00–16.00 WIB merupakan waktu di mana sinar matahari maksimum atau panas. Bila mau beraktivitas di luar ruangan hendaknya memakai payung, topi, baju berwarna terang, dan membawa air minum,” tegas Guswanto (18/10/2025).
Saran ini bertujuan untuk memastikan kebutuhan cairan tubuh terpenuhi dan meminimalisir risiko kesehatan akibat suhu tinggi.
Kelompok Rentan: Lansia, Ibu Hamil, dan Anak-anak
Tidak hanya itu, BMKG secara khusus menyarankan agar kelompok masyarakat yang lebih rentan terhadap suhu panas, seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak, untuk tidak keluar ruangan saat matahari sedang terik-teriknya.
Paparan panas yang menyengat dapat berakibat fatal, mulai dari kelelahan parah hingga pingsan (heatstroke), terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan kondisi ekstrem ini.
Guswanto mencontohkan perbedaan antara masyarakat modern dan pekerja lapangan:
“Zaman sekarang ini, di rumah ada AC, keluar rumah dengan mobil ber-AC dan healing-nya di Mall yang ber-AC juga, bila seperti itu nggak masalah. Namun berbeda dengan para ojol motor, tukang bangunan, petani dan sejenisnya, mereka di luar ruangan bekerja. Sebaiknya bawa pelindung panas dan bawa air putih agar tubuh tetap segar dan tidak dehidrasi.”
Imbauan ini menyoroti perlunya perhatian ekstra bagi para pekerja informal dan pekerja luar ruangan yang pendapatannya bergantung pada aktivitas di bawah terik matahari.
Dua Faktor Utama Pemicu Cuaca Panas Menurut BMKG
Guswanto juga menjabarkan dua penyebab utama di balik lonjakan suhu panas yang melanda Indonesia:
- Gerak Semu Matahari: Pada Oktober ini, posisi matahari berada di selatan ekuator. Hal ini menyebabkan wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan—seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua—menerima radiasi matahari yang jauh lebih intens.
- Pengaruh Monsun Australia: Angin timuran dari Monsun Australia membawa massa udara yang kering dan hangat. Kondisi ini secara signifikan mengurangi pembentukan awan. Minimnya tutupan awan menyebabkan paparan sinar matahari langsung ke permukaan bumi menjadi lebih maksimal.
Kombinasi kedua faktor inilah yang menyebabkan suhu udara di beberapa wilayah melonjak hingga mencapai puncaknya, tercatat di beberapa daerah mencapai 37,6°C.
Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi dan peringatan dini dari BMKG serta disiplin menerapkan langkah-langkah perlindungan diri hingga kondisi cuaca kembali normal. (*/tur)




