“Makin sedikit orang berkumpul, maka makin sedikit yang tertular, makin tinggi kesadaran masyarakat melindungi diri, maka makin besar potensi untuk tidak tertular. Intinya di sejumlah kabupaten/kota ini makin terkendali kasusnya, meskipun ada beberapa ada peningkatan, tetapi tidak setajam sebelumnya,” beber Rini.
Menurut dia, selain klaster komunitas, di Kalteng ini masih sering muncul klaster keluarga. Tidak dapat dimungkri bahwa masyarakat Kalteng memiliki kebiasaan berkumpul dengan keluarga besar.
“Meskipun klaster keluarga masih ada, tapi jumlahnya makin menurun,” singkatnya.
Untuk itu, surat edaran (SE) gubernur Kalteng pernah menyebutkan pentingnya kesadaran anggota keluarga untuk menjaga keluarga lainnya. Apabila terdapat keluarga yang baru datang dari luar kota maka agar tidak berkumpul terlebih dahulu dan tetap menerapkan protokol kesehatan apabila memang harus bertemu dengan keluarga.
“Klaster keluarga ini terjadi ketika terdapat salah satu anggota keluarga yang terpapar, lalu tanpa disadari menularkan ke anggota keluarga lainnya. Karena itulah penting menerapakan prokes demi melindungi keluarga,” pungkasnya.