KALTENG.CO-Persebaya Surabaya bersiap menghadapi laga paling bergengsi dan penuh emosi di Jawa Timur, yaitu derbi kontra Arema FC pada pekan ke-13 Super League 2025/2026.
Pertarungan yang dijadwalkan berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo pada Sabtu (22/11/2025), ini jauh melampaui perebutan tiga poin; ini adalah pertaruhan harga diri, kebanggaan, dan urat leher suporter di Bumi Majapahit.
📉 Misi Kebangkitan Green Force di Klasemen
Hasil imbang 1-1 yang didapat Persebaya saat melawan Persik Kediri pekan lalu hanya memberikan satu poin, membuat Green Force tertahan di posisi ke-9 klasemen sementara dengan koleksi 15 poin.
Situasi ini menempatkan pelatih Eduardo Perez di bawah sorotan tajam. Tugas utamanya bukan hanya meracik taktik, tetapi juga memulihkan mental tim. Persebaya harus segera kembali tajam, agresif, dan menunjukkan karakter petarung mereka di hadapan publik sendiri, khususnya dalam laga krusial ini.
👑 Bayang-bayang Legenda Aji Santoso
Derbi Jawa Timur selalu memiliki tensi emosional dan kisah yang diwariskan. Dalam konteks ini, nama Aji Santoso kembali disorot sebagai tolok ukur sukses. Selama menukangi Persebaya, Aji memiliki catatan luar biasa dalam derbi panas ini: ia tak pernah menelan kekalahan, mencatat tiga kemenangan dan satu hasil imbang.
Bagi Aji, rahasia kemenangan dalam derbi tidak hanya terletak pada papan strategi, tetapi juga pada aspek mental, keberanian, dan sikap pantang menyerah.
“Selama saya pegang Persebaya, nggak pernah kalah lawan Arema. Tiga kali menang, satu kali imbang. Saya nggak mau kalah lawan Arema,” tegas Aji, kalimat yang kini melegenda dan menjadi suntikan motivasi di ruang ganti.
Aji juga selalu menekankan bahwa dalam derbi, tidak ada perbedaan antara pemain lokal dan asing. Semuanya bermain untuk hati.
“All the players, local or foreign, same. We play for the heart. Rivalitas Arema–Persebaya itu sangat tinggi. Kalau takut, kamu kalah sebelum bertanding,” ucapnya, menekankan pentingnya mentalitas siap tempur.
Ketegasan mental inilah yang membuat Persebaya tampil garang, menjalankan taktik dengan fighting spirit yang tinggi, dan membuat Arema kesulitan mengembangkan permainan.
🎯 Rekor Dominasi yang Jadi Beban Eduardo Perez
Fakta sejarah belakangan ini sangat memihak Persebaya. Dalam sembilan pertemuan terakhir melawan Arema FC, Green Force mencatat tujuh kemenangan dan dua hasil imbang.
Rekor dominasi ini menjadi pedang bermata dua bagi pelatih asal Spanyol, Eduardo Perez. Di satu sisi, rekor tersebut menegaskan superioritas Persebaya. Namun di sisi lain, rekor ini menjadi tekanan besar untuk dipertahankan.
Eduardo telah menyatakan fokusnya langsung dialihkan ke laga derbi. “Kami akan bekerja keras dan menyiapkan tim untuk meraih tiga poin di pertandingan berikutnya,” ujar Perez.
Namun, kerja keras saja seringkali tidak cukup di Derbi Jatim.
⚔️ Pertarungan Hati vs Taktik: Pelajaran dari Aji
Sejarah mencatat bahwa aspek mental, keberanian, dan keyakinan diri sering menjadi pembeda utama dalam derbi ini. Eduardo Perez perlu mengambil pelajaran dari cara Aji Santoso membangun fighting spirit di tubuh tim.
Para pemain harus ditanamkan keyakinan bahwa mereka tidak sekadar bermain bola; mereka membawa nama besar Kota Surabaya dan kebanggaan Bonek yang selalu menyala-nyala. Arema FC bukan lawan biasa, melainkan simbol rivalitas historis di sepak bola Jawa Timur.
Ketika peluit kick-off berbunyi, laga ini bukan lagi tentang taktik di atas kertas, tetapi siapa tim yang paling siap bertarung habis-habisan dengan hati.
Jika Eduardo Perez mampu menyalakan kembali “api keberanian ala Aji Santoso”, Persebaya punya peluang besar untuk mempertahankan rekor fantastis dan menjaga tradisi tak terkalahkan di Derbi Jawa Timur.
Bagi Surabaya, derbi adalah panggung harga diri, panggung yang dulu dikuasai Aji Santoso, dan kini menunggu jawaban tegas dari Eduardo Perez. (*/tur)




