Piton Raksasa Mangsa Ternak Ayam Warga
PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Piton raksasa mangsa ternak ayam warga. Peristiwa terjadi di Jalan Batu Suli V, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Kamis (20/10/2022).
Ular yang terkenal dengan lilitan kuat dalam melumpuhkan mangsanya ini pertama kali dilihat pemilik ternak, Nopriawan. Ia ketika bingung saat mendengar ada suara gaduh dari dalam kandang ayamnya.
Setelah dicek, alangkah terkejut ketika melihat ular piton raksasa yang sedang lahap memakan satu unggas yang diternaknya tersebut. Melihat kejadian itu, ia langsung bergegas menghubungi tim relawan untuk mengevakuasinya.
Mendapat laporan kemunculan piton berukuran jumbo, Tim Emergency Response Palangka Raya langsung menindaklanjuti dengan mendatangi ke lokasi yang diinformasikan.
Ketua ERP Jean Steve melalui Kepala Bagian Operasi ERP, Yustinus mengatakan, berdasarkan keterangan pemilik ternak, ia ketika itu sedang membersihkan depan rumah.
“Disaat itu, pemilik ternak mendengar ada suara gaduh dari arah kandang ayam. Setelah dicek, ternyata penyebabnya kemunculan ular berukuran besar di dalam kandang tersebut,” katanya ketika dikonfirmasi, Jumat (21/10/2022).
Lanjutnya, di lokasi yang sama ini, sebelumnya pihaknya telah melakukan dua kali evakuasi ular. Ditotal dengan yang terbaru ini berarti menjadi yang ketiga menangani laporan kemunculan ular di tempat yang sama.
“Tidak ada kendala dalam menangani ular tersebut, posisinya terjebak dalam kandang ayam karena habis memangsa ayam peliharaan sehingga dengan mudah bisa dievakuasi,” urainya.
Menurutnya, masuknya ular kekandang ayam ini mengingat lokasi tersebut masih dipenuhi semak belukar dan rawa-rawa, sehingga potensi hewan sejenis ular sawa atau piton ini lumayan banyak.
“Ditambah lagi keberadaan kandang ayam sehingga membuat ular terpancing untuk memilih memangsa ayam yang ada di kandang,” imbuhnya.
Ular yang memiliki bahasa latin malayophyton reticulatus selanjutnya dibawa ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng untuk disterilkan sebelum dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya yang jauh dari pemukiman warga dan jangkauan manusia. (oiq)